Daerah

Berkah Ramadhan, Penjual Buah Blewah dan Timun Suri Dipadati Pembeli

NU Online  ·  Jumat, 9 Juni 2017 | 18:03 WIB

Sidoarjo, NU Online
Jelang berbuka puasa, banyak masyarakat berburu bekal. Di Sidoarjo, masyarakat memadati penjual buah yaitu blewah dan temon suri yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan raya Wonoayu. Buah-buahan ini baru saja dipetik petani dari sawah sehingga rasanya manis dan tentu harganya sangat ekonomis. Buah ini akan digunakan masyarakat untuk santap ketika bedug maghrib tiba.

Para pengunjung yang berada di lapak buah ini mengaku membeli buah blewah dan timun suri untuk dijadikan bekal ketika bedug maghrib tiba. Pembeli mengaku, buah yang dibeli ini rasanya manis karena baru dipetik dari sawah. Selain itu, harganya juga sangat terjangkau, Rp 6.000 rupiah per kilogram untuk harga buah blewah dan Rp. 10.000 rupiah per kilogram untuk harga timun suri.

"Saya sering mas beli buah di sini. Karena harganya murah dan rasa buahnya sangat manis. Karena baru saja dipetik petani dari sawah," kata salah satu pembeli buah, Sintiyani Aprilia, Kamis (9/6).

Sementara itu, menurut pedagang dan petani buah Salim Mahmudi, hal ini sudah menjadi tradisi setiap tahun jelang berbuka puasa. Banyak pembeli buah yang memburu hasil panennya untuk dihidangkan saat berbuka puasa.

Para petani buah mengaku, hasil panen buah blewah dan timun suri tahun ini kurang baik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, tahun ini tanaman buah sering terkena hujan sehingga mengurangi kualitas buah itu sendiri.

Meski begitu, para petani tetap bersyukur atas hasil panennya. Karena, modal yang dikeluarkan untuk menanam buah blewah dan timun suri dengan tanah seluas dua hektare mencapai Rp. 80 juta bisa kembali modalnya. "Alhamdulillah, disyukuri saja, modal bisa kembali saja sudah untung," ucapnya dengan nada syukur.

Selain dijual di jalan raya Wonoayu, petani buah juga menjual buah-buahan tersebut ke pasar yang ada di Porong, Surabaya, Gresik, dan Lamongan. (Moh Kholidun/Alhafiz K)