Daerah

Bersih-bersih Masjid, Merajut Ukhuwah Islamiyah untuk Wathaniyah

NU Online  ·  Selasa, 26 Maret 2019 | 16:00 WIB

Bersih-bersih Masjid, Merajut Ukhuwah Islamiyah untuk Wathaniyah

Kegiatan BBM di Indramayu, Jaa Barat.

Indramayu, NU Online
Sejumlah masjid di Indramayu, Jawa Barat, seperti Masjid Jamie Al-Hikmah Desa Bangkaloa Ilir Kecamatan Widasari, Masjid Jamie Baiturrahman Desa Losarang Kecamatan Losarang, dan masjid Jamie Al-Barkah Desa Lanjan Kecamatan Lohbener oleh Tim Khusus Bersih-bersih Masjid disulap mengkilap laiknya mall megah hanya dalam waktu 3 hari, yakni 16, 17 dan 18 Maret 2019.

Para DKM dan tokoh masyarakat beserta pengurus Lembaga Takmir Masjid (LTM) Nahdlatul Ulama Indramayu turut menyaksikan bagaimana tim khusus bersih-bersih ini diterjunkan langsung oleh LTM Pusat bekerjasama dengan LTM NU Jawa Barat dalam program Bersih-bersih Masjid.
 
Sejatinya, program ini merupakan pengejawantahan dari lokakarya para kader dai di Karawang tempo hari. Berkat komunikasi yang apik dan respons cepat oleh para kader dai yang terlibat dalam pengkaderan tersebut, mereka terjun langnsung ke lapangan untuk mendata masjid mana yang patut untuk diberikan prioritas. 

Respons positif dari landingnya program ini dinyatakan para DKM setempat. Mereka sangat berterimakasih program ini sangat berarti bagi kami dalam menghidupkan masjid di tengah isu teroris yang saat ini sedang viral. Semoga masjid ini menjadi masjid percontohan dari LTM NU dalam menangkal aksi teroris bersama jama’ah dan masyarakat sekitar. Tentu, program lain sangat dinantikan seperti kajian-kajian Islam yang bersifat praktis dan akidah ahlus sunnah wal jama’ah yang sesuai dengan semangat merawat kebangsaan dan kebhinekaan.

M Jalal, sebagai koordinator menyambut baik dan siap menampung aspirasi dari DKM dan tokoh masyarakat dalam menjaga masjid dari tindak radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI. Semoga dengan program ini, warga masjid terbangun jiwa gotong royong, semangat persaudaraan dan sehingga terhindar dari perilaku-perilaku yang radikal, yang salah satu cirinya mereka emoh bermasyarakat, eksklusif bahkan apatis terhadap keutuhan NKRI.

Sebagai nara hubung LTM Pusat dan LTM Wilayah, Suhendi menegaskan bahwa program ini adalah gerakan murni dakwah Islamiyah.

"Meskipun saat ini masa-masa politik, kami pastikan tidak ada atribut apa pun yang bersifat kampanye. Kami siap mengawal apapun bentuknya untuk menghidupkan syiar Islam. Sebab, kami perihatin yang mendalam melihat fenomena dakwah Islam yang justru jauh dari nilai-nilai substansi da’wah itu sendiri," kata Suhendi.

Suhendi juga berharap, semoga ke depan, program LTM ini tidak hanya menerjunkan tim bersih-bersih masjid lebih dari itu masjid-masjid memerlukan standar manajemen masjid yang berbasis pada pengembangan agar masjid memiliki fungsi sosial yang konkret dan berkelanjutan. (Dede Wahyudin/Kendi Setiawan)