Bonus Demografi, Lulusan STAINU Harus Berperan Aktif
NU Online · Kamis, 8 Mei 2014 | 04:00 WIB
Jakarta, NU Online
Indonesia adalah bangsa dan negara yang amat besar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang terus menerus mengalami ledakan, dipastikan pada tahun 2030, penduduka usia produktif akan lebih besar dibanding penduduk usia nonproduktif. Di saat itulah Indonesia akan mengalami Bonus Demografi antara tahun 2025-2035. Oleh sebab itu, lulusan STAINU Jakarta harus berperan aktif dalam membantu penduduk usia nonproduktif.
<>Demikian ditegaskan oleh Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Kemendikbud RI Prof Ir H Hermawan Kresno Dipojono, Ph.D dalam orasi ilmiahnya yang bertema Peran Sarjana Islam dalam Bonus Demografi dalam acara wisuda III Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta di Gedung Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta Timur, Rabu (7/5).
Menurut mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, lulusan STAINU Jakarta memiliki bekal yang sangat berharga yaitu iman dan Islam yang ramah. Karakter ini, menurut Hermawan, sangat diperlukan untuk menyiapkan generasi bangsa agar memiliki kualitas moral dan spiritual yang baik.
“Dalam menyongsong Bonus Demografi, syarat perlu dan syarat cukup harus dipenuhi,” kata Doktor jebolan Teknik Elektro di Ohio State University, Columbus, Ohio ini.
Selanjutnya, Guru Besar dalam bidang ilmu/keahlian Rancang Bangun Material Komputasional dan Simulasi Dinamika Molekul ini menjelaskan, bahwa syarat perlu mencakup penguasaan Knowledge, Science, dan Technology. “Dan itu semua harus memenuhi syarat cukup, yaitu harus dicukupi dengan karakter iman, di sinilah peran jebolan STAINU Jakarta sangat diperlukan,” ujarnya.
Masalahnya, kata Hermawan, anak-anak akan menjadi beban jika tidak dipersiapkan karakternya. “Sehingga alih-alih Bonus Demografi, justru menjadi Disaster Demografi,” katanya. Hal demikian, lanjut Hermawan, didasarkan pada academic culture STAINU Jakarta yang penuh dengan ajaran Islam Rahmatan lil ‘Alamin.
Di akhir orasi ilmiahnya, Hermawan mengingatkan, bahwa dengan penguatan karakter iman dan Islam yang ramah dari para Sarjana NU, Indonesia kelak akan menjadi wasit atau hakim yang penuh dengan power dan wibawa di tengah kompetisi warga dunia dengan potensi konflik yang amat besar. “Ini hanya dimiliki oleh manusia yang sering bersholawat dan mencintai Nabinya,” ungkapnya. (Fathoni/Mahbib)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
Terkini
Lihat Semua