Daerah

Catatan Penting NU Rembang Hadapi Normal Baru

Sel, 9 Juni 2020 | 12:05 WIB

Catatan Penting NU Rembang Hadapi Normal Baru

Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto (Foto: M Ronji)

Rembang, NU Online

Pembukaan kembali tempat peribadatan menjelang pemberlakuan tata kenormalan baru (new normal) mendapat perhatian dari PCNU Rembang, Jawa Tengah.

 

Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto mengatakan pemerintah harus tegas dan tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan pembukaan kembali tempat beribadah secara umum. Ia mendukung kebijakan new normal, namun dengan catatan memenuhi protokol kesehatan. 

 

"Saya sekaligus mewakili PCNU Rembang mendukung kebijakan new normal, namun dengan catatatan harus memenuhi protokol kesehatan dan orang-orang pengambil kebijakan harus tegas. Saya setuju pelaksanaan ibadah di masjid atau mushala tetapi harus sesuai peraturan atau protokol," ungkapnya.

 

Sementara, Ketua LTMNU Rembang Minanus Suud mengatakan pemberlakuan kenormalan baru harus disikapi dengan matang karena imbasnya ke masyarakat bawah. Pemerintah daerah harus memerhatikan penerapan protokoler kesehatan masyarakat dengan dibukanya mushala dan masjid kembali.


"Jika mushala dan masjid dibebankan biaya protokoler kesehatan pasti sangat memberatkan.  Misalnya saja menyediakan masker untuk jamaah mushala dan masjid, menyediakan alat- alat kesehatan, dan pembelian bahan desinfektan guna penyemprotan sesuai protokoler kesehatan satu sekali setiap hari," ujarnya.

 

Menurutnya normal baru berdampak pada perlunya dikeluarkan biaya oleh takmir masjid dan mushala dalam menerapkan kebijakan pemerintah di tempat peribadatan. Karena itu, harus diadakan musyawarah untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan setiap mushala dan masjid di seluruh Kabupaten Rembang. 

 

"Pemerintah harus menjamin kenyamanan masyarakat dalam beribadah, jangan sampai ada penularan Covid-19 ke satu jamaah, akibatnya fatal semua jamaah di-lockdown. Meski sudah diberlakukan new normal pemerintah harus tetap mensosialisasikan penerapan protokoler kesehatan kepada masyarakat dan tokoh masyarakat," imbuhnya.

 

Selain itu, harus ada komunikasi khusus ke Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah menindaklanjuti penerapan new normal. Dia menjelaskan, pengelolaan new normal untuk masjid-masjid NU yang tergabung dalam LTMNU Rembang, saat ini masih dipikirkan penganggaran untuk kebutuhan teknis. Di antaranya biaya operasional pelaksanaan protokol kesehatan di mushala dan masjid.

 

"Mulai menuju new normal semua takmir masjid punya kewajiban menyampaikan ke masyarakat diperbolehkanya beribadah di masjid atau mushala kembali. Untuk itu, perlu gerakan bersama mengundang semua takmir dengan memberikan pelatihan agar nantinya disampikan ke jamaah dan warga setempat," jelasnya.

 

Tak kalah penting menurut dia adalah pemetaan masjid atau mushala di desa yang terletak di pinggir jalan raya karena jamaahnya bisa jadi dari luar daerah. "Faasilitas yang digunakan pun lebih banyak dan lengkap sehingga biaya oprasional akan lebih tinggi," pungkasnya.

 

Kontributor: Mochamad Ronji

Editor: Kendi Setiawan