Daerah

Cegah Kenakalan Remaja, Pendidikan Pesantren dan Peran Keluarga Harus Diperkuat

Sel, 24 Mei 2016 | 06:01 WIB

Cegah Kenakalan Remaja, Pendidikan Pesantren dan Peran Keluarga Harus Diperkuat

Ilustrasi/merdeka.com

Jember, NU Online
Kenakalan remaja belakangan ini semakin merebak. Pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kejahatan seksual  dan sebagainya menjadi  indikasi nyata bahwa kenakalan remaja sudah berada di titik yang mengkhawatirkan. Itulah sebabnya, para orang tua dihimbau agar melakukan pengawasan yang maksimal terhadap tindak-tanduk dan perilaku anak-anaknya. 

Himbauan tersebut disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch, Eksan saat berceramah dalam acara pengajian umum di Desa Daruangan, Kec. Tanggul, Jember, Jawa Timur, Senin (23/5). Menurut Ustadz Eksan, selain pengawaasan, orang tua juga wajib memberikan pendidikan yang optimal bagi sang anak. 

“Tangung jawab pendidikan anak itu ada di pundak orang tua. Bagaimanapun caranya, si anak harus mendapatkan pendidikan yang baik dan maksimal,” tukasnya di hadapan ratusan hadirin.

Mantan aktivis IPNU Jember tersebut menambahkan, dewasa ini tugas mendidik anak semakin berat. Sebab, lingkungan pergaulan dan sosial kian penuh dengan tantangan yang anehnya jusrru menjadi tren kecenderungan perilaku remaja. Misalnya pergaulan bebas, narkoba, kejahatan seksual dan sebagainya. Oleh karena itu, fungsi keluarga harus dikuatkan. 

“Dalam hal ini, orang tua harus mampu mewujudkan rumah tangga yang teduh, menjadi tempat bernaung anak-anak dari berbagai persoalan yang melanda. Jadi orang tua jangan hanya sibuk mencari nafkah, tapi juga wajib memperhatikan masa depan anak-anaknya. Rumah tangga adalah benteng terakhir dari pertahanan anak-anak,” ucapnya.

Di bagian lain, ustadz Eksan mengaku miris dengan  kejadian-kajadian yang melibatkan remaja, bahkan anak-anak sebagai pelakunya. Menurutnya, arus global yang membawa perubahan  budaya, mempunyai kontribusi yang besar  dalam membentuk dan menciptakan pergaulan yang amburadul. 

“Karena itu, supaya gak repot-repot, lebih aman memilih pesantren sebagai tempat menitipkan anak sekaligus mencari ilmu,” jelasnya (Aryudi AR/Fathoni)