Cukup dengan 'Duit Sejuta' Bekal Hidup Berumah Tangga
NU Online · Senin, 10 Juni 2019 | 13:00 WIB
Pernikahan merupakan gerbang menuju kehidupan baru yakni berumah tangga. Komitmen pasangan suami dan istri harus terus dijaga untuk dapat mengarunginya dengan bahagia. Susah dan senang pasti akan dihadapi sekaligus menjadi bumbu romantika hidup bersama.
Dalam mengarungi rumah tangga, perlu bekal yang harus dipersiapkan oleh keduanya. Bukan hanya materi semata. Bekal mental juga harus dibawa agar bahtera rumah tangga dapat diarungi menuju dermaga tujuan hidup yang penuh dengan ombak dan badai berbahaya.
"Bekal berumah tangga cukup dengan 'Duit Sejuta'," demikian dijelaskan Ustadz Fadlun Haryanto, Senin (10/6) di Pringsewu, Lampung.
Bekal 'Duit Sejuta' bukan berarti uang 1 juta rupiah. Namun bekal ini memiliki kepanjangan yakni Doa, Usaha, Iman, Tawakkal, Setia, Jujur, dan Tanggung jawab.
"Doa merupakan bagian yang penting untuk mengarungi rumah tangga bersama. Karena semua usaha yang telah dilakukan harus terus diupayakan keberhasilannya dengan doa kepada yang menentukan kehidupan ini," katanya.
Bentuk doa ini juga bermacam-macam yang salah satunya adalah dalam wujud shalat. Hakikat shalat terangnya, adalah doa sehari-hari sehingga setiap pasangan tidak boleh meninggalkan shalat lima waktu agar tujuan bersamanya dikabulkan Allah SWT.
Usaha juga berperan penting bagi kesuksesan hidup berumah tangga. Rezeki tidak datang dengan sendirinya. Perlu usaha untuk mendapatkannya walaupun Allah sudah menentukan rezeki setiap orang dari usaha atau pekerjaan yang dikerjakannya.
"Pekerjaan bisa saja sama. Namun rezeki tidak mesti sama," katanya mengingatkan bahwa rezeki merupakan hak prerogatif Allah SWT.
Rezeki juga tidak bisa diukur dari kuantitas semata. Namun yang terbaik adalah kualitas dari rezeki yang didapat. Cukup tidak harus banyak. Sedikit namun bisa mencukupi itulah yang dinamakan barakah.
Iman atau percaya kepada Allah juga merupakan bekal yang penting dan perlu ditanamkan pada hati setiap umat Islam yang mengarungi rumah tangga. Iman ini menurutnya akan menghantarkan suami-istri pada kesejukan rumah tangga yang senantiasa mendapat naungan dan ridho Allah SWT.
Setelah semua doa, usaha, dan iman yang melandasi kehidupan rumah tangga dijadikan bekal, maka perlu tawakkal (pasrah) terhadap ketentuan yang digariskan Allah SWT.
"Tawakkal bukan berarti pasrah menerima keadaan. Perlu usaha untuk merubah keadaan dan setelah itu berserah diri karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya pertolongan dari Allah SWT," ungkapnya.
Setia, Jujur, dan Tanggungjawab juga menjadi bekal yang penting bagi kenyamanan hidup berumah tangga. Jangan hanya saat pengantin baru saja bisa menjaga komitmen ini, namun dalam segala situasi, pasangan suami istri harus senantiasa setia, jujur, dan bertanggung jawab.
"Susah dan senang harus dilalui bersama dan jangan ada dusta di antara keduanya," pungkasnya. (Muhammad Faizin).
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
4
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
5
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
6
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
Terkini
Lihat Semua