Daerah

Daftar 9 Pesantren di Jabodetabek

Kam, 20 Oktober 2022 | 16:30 WIB

Daftar 9 Pesantren di Jabodetabek

Pesantren Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan didirikan oleh Prof KH Ali Mustafa Yaqub pada tahun 1997 M/1418 H. Pesantren ini berkembang menjadi lembaga selayaknya kampus. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online

Tak kurang dari 28 ribu pesantren terdapat di Indonesia dengan jumlah santri jutaan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tempat para santri menimba ilmu. Paling tidak, lembaga ini memiliki lima unsur utama, yaitu pondok, masjid, santri, pengajian kitab klasik, dan kiai.


Di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), terdapat sekitar 200 ribu santri yang tersebar di lebih dari 2.200 pesantren. Di bawah ini, NU Online menghadirkan 9 pesantren yang berada di wilayah Jabodetabek.


1. Pesantren Ash-Shiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan oleh KH Noer Muhammad Iskandar. Pesantren yang terletak di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini berdiri pada Rabiul Awal 1406 H bertepatan dengan Juli 1985 M. 


Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tidak hanya memberikan pendidikan keagamaan, tetapi juga pengetahuan umum. Tak pelak, pesantren ini juga membuka pendidikan formal, mulai menengah pertama hingga perguruan tinggi, yaitu Ma’had Ali Saidussiddiqiyah yang fokus pada kajian Sejarah Kebudayaan Islam Nusantara.

 

2. Pesantren Daarul Rahman, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Pondok Pesantren Daarul Rahman didirikan oleh KH. Syukron Ma’mun, KH Abdul Qodir Rahman, KH Antung Ghozali, dan KH Masyhuri Baidlowi pada 11 Januari 1975.


Pondok pesantren yang terletak di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini menggunakan sistem kurikulum terpadu antara sistem modern Gontor Ponorogo dengan sistem Pondok Pesantren Salafiah (tradisional). Para santri ditekankan untuk memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris sekaligus kemampuan memahami pengkajian kitab-kitab kuning.

3. Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur

Pondok Pesantren Al-Hamid didirikan oleh H Hamid Djiman, seorang pengusaha yang menaruh kekaguman luar biasa terhadap sosok KH Hamim Djazuli atau Gus Mik. Pesantren ini mulai dibangun pada tahun 1995 di Cilangkap dengan nama Pondok Pesantren Terpadu Cilangkap. Pembangunan pesantren baru rampung pada tahun 2002 akibat krisis moneter yang sempat melanda Indonesia.


Para santri di dalamnya mendapatkan pengetahuan keagamaan yang maksimal. Mereka juga belajar dalam pendidikan formal. Pesantren ini memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat kanak-kanak hingga menengah atas (aliyah).


4. Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan

Pondok Pesantren Al-Tsaqafah ini didirikan dan diasuh oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2021 Prof KH Said Aqil Siroj. Para santri mempelajari pengetahuan agama sebagaimana pesantren salaf, sekaligus mendalami pengetahuan umum di madrasah, mulai tingkat menengah pertama hingga menengah atas.

5. Pondok Pesantren Pagentongan, Bogor

Pondok Pesantren Pagentongan merupakan komplek pesantren yang berada di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Di sini, terdapat beberapa pesantren yang didirikan oleh keturunan dari Mama KH Tb Muhammad Falak bin Abbas, seorang ulama lintas zaman. Abah Falak, sapaan akrabnya, mendirikan pesantren di tempat tersebut pada tahun 1901. Ia hijrah dari tempat kelahirannya di Banten. Di pesantren ini, terdapat program menghafal Al-Qur’an, pengajian kitab kuning, dan pendidikan formal.


6. Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Depok

Pondok Pesantren Al-Hikam didirikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1999-2010 KH Hasyim Muzadi. Pesantren ini diperuntukkan bagi mahasiswa. Selain mereka yang berkuliah di luar, pesantren ini juga memiliki Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) yang diresmikan pada 9 Januari 2011.

7. Pesantren An-Nahdlah, Depok

Pondok Pesantren An-Nahdlah Islamic Boarding School didirikan oleh H Hilmi Muhammadiyah, H Asrorun Niam Sholeh, H Sulthon Fathoni, Abdullah Mas’ud, Ridhwan Taiyeb, dan Khoirul Hadi Nasution pada tahun 1997. Pesantren ini dibangun dengan semangat integrasi keilmuan agama dan umum. Karenanya, para santri mendalami pengetahuan agama sekaligus pengetahuan umum yang diperoleh di pendidikan formal berupa Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk tingkat menengah pertama dan Madrasah Aliyah (MA) untuk tingkat menengah atas.


Saat ini, pesantren diasuh oleh H Asrorun Niam Sholeh. Ia juga merupakan Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), serta dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


8. Pesantren Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan

Pondok Pesantren Darussunnah didirikan oleh Prof KH Ali Mustafa Yaqub pada tahun 1997 M/1418 H. Pesantren ini berkembang menjadi lembaga selayaknya kampus. Namun, mahasantri di sini harus terlebih dahulu berstatus mahasiswa di kampus-kampus sekitar pesantren, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, ataupun Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta, dan lainnya.


Para mahasantri di Pondok Pesantren Darussunnah secara khusus mengkaji bidang hadis. Mereka akan diajarkan berbagai pengetahuan mengenai hadits, mulai dari ilmu hadis, rijal hadis, hingga mengkhatamkan kitab-kitab hadis, seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, dan lainnya.


Dalam perkembangannya, pesantren ini juga membuka program untuk santri di tingkat menengah pertama (tsanawiyah) dan menengah atas (aliyah) yang juga takhassus dalam bidang hadis.


Saat ini, Pondok Pesantren Darussunnah diasuh oleh Ust H Ziaul Haramain, putra Alm KH Ali Mustafa Yaqub.


9. Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Jatiwaringin, Bekasi

Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits didirikan oleh KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Hj Badriyah Fayumi pada tahun 2000. Pada awalnya, hanya pengajian bagi anak muda sekitar mulai sore hingga malam. Kemudian berkembang dengan pembangunan pondok bagi mereka yang belajar mengaji di tempat tersebut. Saat ini, pesantren juga sudah memiliki pendidikan formal.


Kedua pengasuh pesantren ini merupakan ulama yang aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Nahdlatul Ulama. Kiai Abu Bakar juga tercatat sebagai Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi dan Ketua I Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bekasi. Sementara Nyai Badriyah juga tercatat sebagai A’wan PBNU dan Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).


Tentu masih banyak pesantren lain yang keren dan baik dilihat dari berbagai sisinya. Pesantren-pesantren di atas hanya sebagian kecil di antaranya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan