Sukoharjo, NU Online
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
<>
Demikian terjemahan Surat an-Nahl ayat 125. Kiai Ahmad Hafidh, A’wan Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo, menjelaskan, ayat ini merupakan panduan umat Islam dalam menetapi etika dakwah.
Menurut dia, cara berdakwah mesti bijak dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. “Landasannya adalah Surat an-Nahl ayat 125,” paparnya kepada NU Online, Jumat (6/12).
Menurut Dosen Usul Fikih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta itu, ayat tersebut menerangkan sebuah metode dakwah yang mengedepankan hikmah, pelajaran yang baik, dan perbantahan dengan cara yang baik. “Aktivitas berdakwah seharusnya juga berbasis empati kepada objek dakwah,” imbuhnya.
Menambahkan pernyataan dari Hafidh, ditemui di tempat terpisah, ketua Majlis Taklim dan Zikir Al-Istoqomah, Mahrus Imroni berpendapat, berdakwah juga tak boleh dilakukan dengan kekerasan.
“Jika ada orang mabuk lalu kita pecahkan botolnya, maka ada tiga kemungkinan. Pertama, terputusnya silaturahmi. Kedua, berkelahi. Ketiga, pindah tempat (untuk mabuk),” jelasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
4
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
5
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
6
I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua