Daerah

Dakwah Zaman Now Harus Adaptasi dengan Revolusi Industri 4.0

Ahad, 28 Juli 2019 | 07:00 WIB

Dakwah Zaman Now Harus Adaptasi dengan Revolusi Industri 4.0

NU Online dapat menjadi rujukan bagi nahdliyin agar menerima konten Islam ramah.

Mempawah, NU Online
Saat ini masyarakat Indonesia dan juga dunia sedang berada di era revolusi industri 4.0. Hal tersebut berimbas kepada sejumlah perubahan. Vase literasi juga mengalami perubahan yang demikian cepat. Kalau awalnya ditunjukkan dengan budaya lisan, berubah menjadi tradisi tulis tangan kemudian berubaah lagi  menjadi tulisan cetak dan sekarang menghadapi tulisan digital berbasis online.
 
Penegasan ini disampaikan Ahmad Fauzi Muliji. "Apa yang harus kita respons menghadapi tantangan dakwah di era digital?” kata Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kalimantan Barat tersebut, Sabtu (27/7).
 
Harusnya segala perubahan tersebut diikuti dengan sikap yang mengakomodir perkembangan zaman, termasuk dakwah di kalangan Nahdlatul Ulama. 
 
“Permasalahan untuk NU saat ini ketika menghadapi tantangan dakwah terkesan gagap menyikapi tantangan perkembangan zaman,” ungkapnya.
 
Karena sejak awal tidak memiliki agenda yang bisa menyongsong perubahan tersebut, berakibat pada penyikapan dari kepengurusan atas hingga bawah. 
 
“Saluran syiar tidak terkoordinir dengan baik dari strukur pusat sampai cabang dan NU sendiri  belum berperan seimbang degan program pemerintah," tutur Fauzi.
 
Ia mengatakan bahwa target dakwah NU itu adalah menyapa semua kalangan, baik dari yang muda sampai kelompok tua. “Maka, NU harus  mengubah gaya dakwahnya,” urainya.
 
Seperti saat ini masyarakat terkesan dan tertarik dengan hal-hal yang instan. “Karenanya perlu adanya konten youtube atau video singkat yang dikemas menarik namun berisi dan bersifat ramah,” jelasnya.
 
Oleh sebab itu, tantangan dakwah yang juga harus disadari berbagai kalangan di NU yaitu perlu memahami framing media. “Ini penting agar tidak mudah terjebak,“ tegasnya.
 
Pada saat yang sama perlu dilakukan sosialisasi media ramah seperti NU Online, Islamic.co, alif.id. dan media ramah lainya. Dalam pandangannya, kesadaran tersebut perlu segera dibangun agar warga memiliki asupan sumber pengetahuan agama yang dapat dipertanggungjawabkan.
 
“Tugas kita bagaimana warga tidak salah memilih website dan portal yang dapat memecah belah bangsa,” sergahnya. 
 
Fauzi mengemukakan seluruh komponen NU dan mereka yang gemar dengan Islam ramah untuk juga mendukung pengelolaan website Islam ramah dan cinta negara.
 
Di akhir paparannya, Fauzi mengajak kalangan muda seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) serta lainnya untuk bisa saling bersinergi. 
 
“Yang juga tidak kalah penting adalah harus bisa membangun jejaring dan berkolaborasi dengan website ramah," tandasnya.
 
Kegiatan diskusi diselenggarakan Rayon Opu Daeng Manambon PMII STAI Mempawah yang dikemas dalam Ngopi atau ngolah pikir kader PMII. Kegiatan dipusatkan di gedung aula NU Mempawah, Kalimantan Barat. (Maulida/Ibnu Nawawi)