Daerah

Dampak Pandemi pada Kegiatan Pesantren Al Kamiliyyah Bekasi

Rab, 4 Agustus 2021 | 05:00 WIB

Dampak Pandemi pada Kegiatan Pesantren Al Kamiliyyah Bekasi

Gedung Pesantren Al Kamaliyah Bekasi, Jawa Barat.

Bekasi, NU Online 

Pandemi Covid-19 masih belum usai melanda dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan sejak awal Juli 2021 terjadi lonjakan tertinggi kasus penyebaran Covid-19. Hal ini berdampak pada beberapa sektor, utamanya pendidikan.


Lembaga pendidikan berbasis Islam dan asrama pun ikut merasakan imbasnya. Misalnya, pada pembayaran SPP santri dan kegiatan belajar santri. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Yayasan Pendidikan Islam Al Kamiliyyah Cibarusah Bekasi, Jawa Barat, Farhan Sahlani Kamil kepada NU Online, Selasa (3/8/2021).


“Adanya pandemi sangat berpengaruh pada dunia pesantren, utamanya berkaitan dengan pembayaran SPP santri. Sebab, beberapa wali santri berasal dari kalangan ekonomi menengah bawah,” ujar Gus Farhan, sapaan akrabnya.


Untuk mengatasi hal itu, Gus Farhan menerangkan pesantren memberikan toleransi biaya kepada para santri. “Untuk membantu wali santri, kami menggratiskan atau mengurangi biaya SPP untuk santri yatim piatu, santri berprestasi, dan santri yang aktif membantu sehari-hari keluarga pesantren,” terangnya.


Dikatakan Gus Farhan, Pesantren Al Kamiliyyah juga memberikan kelonggaran kepada santri baru dengan cara mencicil biaya pendaftaran hingga santri lulus dari pesantren. Tercatat, sampai hari ini, total santri baru di Pondok Pesantren Al-Kamiliyyah  mencapai 320 yang berasal dari berbagai daerah.


Saat ditanya terkait honor para pengajar di pesantren, pihaknya juga menjelaskan tidak ada perubahan meski pandemi. “Para pengajar di pesantren tetap konsisten meningkatkan kualitas belajar mengajar meski pandemi sehingga kami tidak mengurangi ujroh atau honor pengajar di pesantren sebab sebagaimana kaidah Alujrotu Biqadri Al Masyaqqati bahwa hasil itu tergantung proses bukan keadaan,” jelasnya.


Gus Farhan menceritakan di masa pandemi pembelajaran di pesantren tidak ada yang berubah hanya saja penerapan Pola Hidup Sehat Bersih (PHSB) di pesantren kian ketat setelah adanya pandemi. “Dulunya pesantren sangat minim dalam menerapkan gaya hidup PHSB. Sekarang pesantren telah menyiapkan dan memfasilitasi PHSB untuk para santri dan pengajar,” paparnya.


Alumni Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya itu juga menjelaskan bahwa sejak pandemi, banyak hal yang terus diperhatikan dan dicontohkan para santri dalam menjaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari Covid-19.


“Sejak pandemi, santri yang biasannya sebelum makan tidak cuci tangan sekarang rajin mencuci tangan. Hal itu dilakukan sebagai ikhtiar agar tidak terhindar dari berbagai virus seperti Covid-19 ini,” ucapnya. 

 

Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF