Daerah

Dari Upacara Hingga Panjat Pinang Bersarung

Sen, 19 Agustus 2013 | 08:56 WIB

Jepara, NU Online
Pagi menjelang ribuan santri dengan mengenakan hem putih batik serta sarung biru laut keluar dari peraduannya. Ada yang keluar dari belakang ndalem, kompleks pondok kuno, asrama putri, SMK putra maupun dari rusunawa baru yang jaraknya sekitar 1.5 km. 
<>
Sekitar 3000an santri berbondong-bondong menuju kompleks SMK putra dan berjajar 1 baris (3 orang) ke belakang. Sembari dewan asatid mengatur santri-santri yang masih MI dan MTs tidak lama kemudian barisan sudah tertata rapi. 

Jam pun sudah menunjukkan pukul 08.15 barisan santri yang diawali dengan terbang telon disusul pasukan pengibar bendera merangsek ke ndalem. Tampak pengasuh pesantren memberikan sang saka merah putih kepada pasukan pengibar bendera. Nah, begitulah momen spesial santri pesantren Balekambang desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara dalam memperingati hari Kemerdekaan, Sabtu (17/8) kemarin. 

Usai romo Kyai Makmun memberikan sang saka ribuan santri yang terdiri dari MI, MTs, MA, SMK, Tahfidz dan Salafiyah long march menuju halaman MTs PB Balekambang di Mayong, jaraknya sekitar 1.5 km. Dalam perjalanan santri penabuh rebana menyanyikan lagu kemerdekaan. Di pertigaan menuju MTs kendaraan baik roda 2 maupun 4 distop sementara untuk kekhidmatan santri menuju lapangan. 

Semua santri sudah masuk ke area lapangan. Upacara pun di mulai. Peringatan 17an di pesantren terbesar di Jepara itu cukup unik. Sebab upacara didahului dengan bacaan ummul kitab, surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan pembacaan kalam illahi. Juga saat penghormatan ada tabuhan suara rebana dari santri. Lainnya, prosesi upacara sebagaimana mestinya semisal pembacaan Pancasila, UUD 1945 maupun pembacaan teks Proklamasi. 

H Miftakhuddin selaku inspektur upacara dalam amanatnya menyatakan NKRI merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karenanya sebagai santri, tegas kepala SMK Balekambang harus siap menangkal ideologi radikalisme yang senantiasa merongrong keutuhan NKRI. 

Terpisah, pengasuh pesantren KH Makmun Abdullah Hadziq saat diwawancarai sejumlah reporter TV mengungkapkan melalui peringatan 17 Agustus pihaknya berharap pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkualitas. 

Disamping itu Kiai Makmun menyindir kepada pejabat di tingkat daerah hingga pusat agar momentum kemerdekaan digunakan uuntuk berbenah diri. 

“Dengan pembenahan diri itu Insyaallah rakyat semakin percaya dengan pejabat-pejabatnya,” harapnya. 

Usai upacara santri tidak langsung kembali ke kompleks masing-masing. Peringatan kemerdekaan dilanjutkan dengan panjat pinang. Ada 5 pinang tersedia dilapangan. Kelima pinang itu untuk kelompok MTs, MA, SMK, Salaf/ Tahfidz dan TU. Setiap grup setidaknya terdiri dari 5-8 orang. Hingga usai even panjat pinang bersarung itu dimeriahkan penampilan grup Balasik Balkam juga ditonton oleh semua santri. 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor:Syaiful Mustaqim