Daerah

Da’i Profesional Tidak Marah-Marah Saat Ceramah

Kam, 24 Desember 2015 | 15:02 WIB

Bandung, NU Online
Sering kali dakwah yang tidak profesional melahirkan pemahaman ajaran Islam yang dangkal, bahkan melahirkan konflik. Padahal dakwah itu menenangkan dan  mendamaikan. Tetapi terkadang ada dakwah yang sering melantunkan ayat suci sambil marah-marah dan  menyebarkan rasa kebencian.
<>
Demikian disampaikan Wakil Ketua PWNU Jawa Barat KH Rosihon Anwar saat mengisi seminar dalam rangka Musyawarah Wilayah VII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Barat di Gedung Senbik jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (23/12).

Menurut kiai yang akrab dipanggil Prof Rosihon, dakwah secara profesional biasanya diindikasikan mengarah pada nominal. Baginya menerima uang dalam berdakwah itu diperbolehkan. Padahal yang tidak diperbolehkan itu meminta sejumlah uang.

“Masak ustad memasang tariff?” ujar Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati itu di hadapan ratusan Dewan Pengurus Daerah LDII se-Jawa Barat.

Ia menjelaskan bahwa dakwah profesional itu bukan menjadikan dakwah sebagai profesi. Justru dakwah profesional itu memiliki kepandaian dalam memikat hati orang lain secara efektif serta mampu mempertanggungjawabkan ilmunya.

“Mubalig yang profesional itu apa yang disampaikan sudah diamalkan terlebih dahulu. Ini bagus, tapi memang berat,” sambungnya.

Dakwah kini sudah beragam sehingga sekarang dakwah tidak hanya ceramah di masjid, tetapi sekarang masyarakat ada kecenderungan mencari dakwah yang tidak konvensional dan dapat diakses secara cepat. Unsur dakwah yang profesional meliputi sikap komunikatif, metode serta materi menyesuaikan objeknya, dan menggunakan media dakwah efektif.

“Dampak dakwah profesional bisa membangun generasi yang unggul, mandiri, dinamis dan sejahtera. Sebagaimana dakwah Rasulullah, menghasilkan sahabat-sahabat yang hebat itu karena Rasulullah berdakwah secara profesional,” tegas Prof Rosihon. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)