Trenggalek, NU Online
Pupus sudah harapan skuad Sulaiman Trenggalek untuk menjadi juara Region Liga Santri Nusantara Jatim 1 tahun 2017. Tim tuan rumah ini harus kalah adu penalti dengan tim tamu skuad Darul Darul Huda Mayak Ponorogo pada babak Final yang berlangsung dramatis, Kamis sore (21/9) di Stadion Menak Sopal Trenggalek.Â
Bermain dikandang sendiri, Sulaiman Trenggalek begitu bersemangat dalam mengolah bola. Demikian juga dengan Darul Huda Mayak, dihadapan ratusan supporter fanatiknya yang didatangkan dari Ponorogo, Darul Huda Mayak semakin berstamina.
Sejak peluit pertama pertandingan, kedua tim saling menunjukkan dominasinya. Mereka bermain dengan kekuatan imbang. Keduanya sama-sama memiliki kans yang cukup kuat baik dalam strategi mencuri bola maupun dalam penyerangan.
Menjelang berakhirnya babak pertama, Skuad Sulaiman Trenggalek berhasil menjebol gawang Darul Huda Mayak melalui tendangan pemain bernama Dwiki bernomor punggung 7. Namun tidak sampai satu menit, Darul Huda langsung  membalasnya dengan menjebol pertahanan Sulaiman lewat tendangan pemain bernama Miftahul A bernomor punggung 16.
Namun hingga pertandingan babak kedua berakhir, Sulaiman dan Darul Huda sama-sama tidak mampu menembus pertahanan masing-masing lawan. Hingga pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.
Kesempatan terakhir ini benar-benar dimanfaatkan oleh kedua tim. Pada sesi adu penalti, Darul Huda Mayak mampu menunjukkan kemampuannya dengan mengukuhkan kemenangannya 5-4 atas tuan rumah skuad Sulaiman Trenggalek.Â
Darul Huda Mayak pun berhasil melanggang bebas mewakili Regional Jatim 1 menuju LSN seri Nasional yang akan dihelat di Bandung pada bulan Oktober.
Prestasi ini menjadikan Darul Huda Mayak sebagai tim yang patut diperhitungkan di Region Jatim 1. Pada LSN tahun 2016, tim pesantren asuhan KH Abdussami' ini pernah menjadi juara regional Jawa Timur 1.
Penyerahan hadiah kejuaraan dilakukan oleh Bupati Emil Elistianto Dardak didampingi Ketua Divisi Pertandingan LSN Muh Kusnaeni atau Bung Kus. Darul Huda Mayak berhak membawa pulang trofi kejuaraan LSN dan trofi piala Bupati Trenggalek, serta uang pembinaan senilai Rp 5 Juta. Sementara Sulaiman Trenggalek mendapat trofi juara II dan membawa uang pembinaan Rp 4 Juta.
Bupati Emil mengapresiasi penyelenggaraan LSN yang melibatkan 32 tim pesantren. Emil mengucapkan selamat dan sukses kepada kedua tim yang sudah bermain sportif dan saling menjaga ahlakul karimah.Â
"Kami atas nama pemerintah kabupaten Trenggalek mengucapakan terima kasih kepada seluruh panitia dan para peserta. Semoga waktu yang dihabiskan di Trenggalek ini adalah momen-momen yang dapat kita kenang. Momen yang menyenangkan, dan dapat menambah silaturrahmi dan memperkuat ukhuwah Islamiyyah," tuturnya.
"Dan siapapun yang menang adalah Santri. Sukses selalu. Hidup liga Santri Nusantara, dan hidup olahraga Indonesia," serunya mengakhiri sambutannya.
Sementara itu, Ketua PCNU KH Fathullah, yang biasa disapa Gus Loch, mengatakan bahwa LSN merupakan wadah untuk proses pembinaan generasi muda, khususnya para santri dalam bidang olahraga.Â
"Melalui liga santri ini nanti akan muncul kader olahragawan dari santri dan NU yang akan ikut berpartisipasi dalam memajukan pembangunan melalui olahraga khususnya sepakbola," tutur pengasuh pesantren Bumi Hidayah Attaqwa Trenggalek itu.
Gus Loch, sapaan akrabnya, mengaku puas dengan kerjasama panitia, pengasuh pesantren, dan seluruh tim peserta yang sudah mensukseskan hajat besar ini. LSN, menurutnya, bukan hanya pertandingan sepakbola biasa, namun spirit silaturrahmi antar pesantren yang menjadikan liga ini berbeda dengan lainnya.
"Alhamdulillah acara ini dapat berjalan lancar, sesuai dengan target. Kalaupun ada masalah di lapangan bisa segera diatasi dengan baik. Dan yang paling penting dari liga ini adalah silaturrahminya," tukasnya.
LSN Jatim 1 dibuka oleh Menpora Imam Nahrawi Ahad (17/9) dan berakhir Kamis (21/9). Pelaksanaan kompetisi dinilai lebih baik dari pelaksanaan pada tahun lalu. (Zaenal Faizin/Fathoni)