Daerah

Darurat Sampah, Masyarakat Diimbau Tak Gunakan Kantong Plastik

Jum, 26 Juli 2019 | 10:30 WIB

Darurat Sampah, Masyarakat Diimbau Tak Gunakan Kantong Plastik

Kondisipantai yang dipenuhi sampah plastik.

Bandarlampung, NU Online
Sampah plastik yang ada di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar ke dunia yang dibuang ke laut.
 
Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebut bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari total itu, 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. Selain itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau 85 ribu ton.
 
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bandar Lampung menganggap Indonesia sudah darurat sampah plastik. "Sampah plastik yang ada di Indonesia sudah mengkhawatirkan," ujar Erzal Syahreza Aswir, Kamis (25/7).
 
Ketua PC PMII Bandar Lampung ini mengajak masyarakat tidak menggunakan kantung plastik saat berbelanja. Seminimal mungkin menggunakan kemasan plastik dalam bertransaksi dan kebutuhan lain. 
 
Dirinya berharap masyarakat bisa sadar akan bahaya banyaknya sampah plastik. "Plastik itu zat yang tak mudah diurai, sifatnya awet," kata mahasiswa FKIP Universitas Lampung ini. Bila sudah menyadari bahaya dari sampah plastik tersebut, maka tentu akan dilanjutkan dengan tindakan hati-hati, lanjutnya.
 
Menurut aktivis kelahiran Lampung Timur tersebut, semua elemen harus sadar dan menyadarkan masyarakat umum akan bahaya sampah plastik. Satu lembar sampah plastik bentuk kantung dari satu orang, kata dia, memang seperti tak berpengaruh terhadap lingkungan. Bahkan justru dari yang sedikit tersebut akhirnya bisa terakumulasi sehingga menjadi banyak.
 
"Bayangkan jika jutaan warga berpikir seperti ini, akan ada jutaan sampah kantung plastik," katanya.
 
Ia juga telah mengajak seluruh kader dan anggota PMII se-Bandar Lampung untuk tidak menggunakan kantung plastik saat berbelanja. "Mulai dari diri sendiri, kelompok saya dan masyarakat umum," tegasnya 
 
Bagi Erzal, memulai kesadaran dari diri dan keluarga serta kalangan terdekat lebih penting dan harus segera dimulai. “Agar harapan Indonesia terbebas dari ketergantungan akan penggunaan sampah plastik dapat segera terwujud,” pungkasnya.. (Ibnu Nawawi)