Daerah

Di Blitar, 1000 Santri Ngaji Bela Negara Bareng Ketum Fatayat

Sab, 9 Desember 2017 | 00:42 WIB

Blitar, NU Online
Pondok Pesantren Mambaus Sholihin 2 Sanankulon Blitar, Jawa Timur menggelar Ngaji Bareng Santri Bela Negara di Masjid Pesantren Mambaus Sholihin 2, Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jumat (8/12).

Kegiatan tersebut menghadirkan Ketum PP Fatayat NU Anggia Ermarini. Sementara peserta mencapai 1000 santri.

Kedatangan Ketum PP Fatayat NU Anggia Ermarini langsung disambut  shalawat badar yang dikumandangkan  oleh para santri. Sebelum ke lokasi acara Anggia Ermarini melakukan ramah tamah di ndalem (rumah) Pengasuh Pesantren KH Al Amin atau bisa dipanggil Gus Amin bersama keluarga pondok.

Gus Amin selaku pengasuh pesantren menyampaikan bahwa kedatangan Ketua Umum PP Fatayat NU akan memberikan inspirasi bagi para santri Mambaus Sholihin.

"Kita ingin menginspirasi seluruh santri akan kesuksesan tokoh-tokoh NU dan tokoh-tokoh Indonesia. Makanya Mambaus Sholihin sering mengundang tokoh-tokoh agar energi positif para tokoh itu tertular kepada santri," kata Gus Amin.

Anggia Ermarini menjelaskan bahwa sejarah santri memiliki kontribusi besar terhadap berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu santri harus menjaga NKRI dan berprestasi memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

"Santri harus jadi trend center keteladanan bagi remaja lainnya, bukan sekedar menjadi follower (pengikuti) apalagi mengikuti hal-hal yang tidak baik," ungkapnya.

Di tengah arus informasi yang tidak terkendali, santri juga diharap tidak ikut menyebarkan hoaks, dan terpenting harus kreatif agar mampu berkompetisi di tengah arus globalisasi dengan keahlian bahasa Inggris.

"Indonesia itu adalah rule model kehidupan Muslim dunia. Sleh karenanya santri penting bisa berbahasa Inggris agar bisa mensyiarkan Islam rahmatan lil alamin kepada seluruh penduduk dunia," katanya disambut tepuk tangan para santri.

Ngaji Bareng diakhiri dengan kuis untuk 4 pertanyaan kepada seluruh santri tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila. Mereka yang berhasil menjawab diberikan hadiah. (Hasanudin Tiro/Kendi Setiawan)