Daerah

Di Tangan Pergunu Kualitas Guru Harus Ditingkatkan

NU Online  ·  Sabtu, 5 Agustus 2017 | 23:58 WIB

Mojokerto, NU Online
Indonesia tidak mampu bersaing merupakan indikator kelemahan pendidikan. Pendidikan merupakan wadah untuk memproduksi para generasi bangsa. penentu kualitas pendidikan adalah guru. Tanpa guru kurikulum tidak akan berjalan, tanpa guru pembelajaran akan madek.

"Di tangan Pergunu kualitas guru harus ditingkatkan," kata KH Hamid Syarif, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur saat memberikan sambutan pada Konferwil Pergunu Jatim, di Ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (5/8). Selain itu, PWNU Jawa Timur berharap Pergunu bisa memetakan potensi para guru.

Pada dasarnya tugas utama guru ada di sekolah dan madrasah. Sinergi dengan lembaga di NU harus diterapkan. Misalnya LP Ma'arif dengan sekolahnya, RMI dengan pondok pesantrennya, LPTNU dengan kampus-kampus NU-nya dan Muslimat dengan TK dan PAUD-nya. 

"Semoga hal ini juga menjadi perhatian dan bisa dipecahkan agar bisa komprehensif," ungkap Kiai Hamid di depan ratusan guru NU.

Regulasi tentang pendidikan dan guru sudah banyak diterbitkan oleh pemerintah. Misalnya UU No. 14 tahun 2005 dan PP nomer 74 tahun 2008 tentang guru mengatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik. Tapi persoalannya adalah apakah guru di lingkungan Pergunu sudah memenuhi itu? 

"Hingga saat ini saya tidak mempunyai data guru di Pergunu," ungkap wakil Direktur Tarbiyah Masjid Al-Akbar Surabaya ini.

Saat ini sudah ada sertifikasi guru, ini upaya pemerintah untuk mensejahterakan guru. "Saya khawatir, selain sertifikasi guru nantinya akan ada SIM (Surat Izin Mengajar), kalau ini diterapkan, peluang kesejahteraan akan semakin kecil, jika tidak diantisipasi," terang wakil ketua PWNU bidang pendidikan ini.

Sebelum menutup sambutannya, ia meminta kepada para guru untuk merumuskan penolakan full day school (FDS). Menurutnya FDS tidak manusiawi, anak-anak SD masih butuh bermain di lingkungannya. Selain itu, FDS dinilai mengancam TPQ yang 90 persen dikelola oleh NU.

"Semoga konferwil ini, bisa memetakan kompetensi guru agar bisa menjalankan program dengan baik, sertifikasi menjadi syarat mutlaq menjadi guru dan tanamkan jadi diri agar menjadi guru profesional," pungkas Kiai Hamid.

Hadir pula, Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Hj Mahfudhoh Ali Ubaid, Hj Faridah Salahuddin Wahid, Ketua PC Muslimat Surabaya dan 30 cabang peserta Konferwil Pergunu Jatim. (Rof Maulana/Fathoni)