Daerah

Diawali Shalawat Nariyah, Warga dan Aparat Tolak Tambak Garam

NU Online  ·  Rabu, 21 Maret 2018 | 13:00 WIB

Sumenep, NU Online
Dengan alasan pembangunan, sejumlah lahan dikorbankan kepada para pengembang dan investor. Tidak sedikit masyarakat yang melakukan perlawanan, termasuk warga warga Dusun Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Gapura, Sumenep, Jawa Timur.
Wujud perlawanan tersebut mereka tunjukkan dengan melakukan doa bersama tolak tambak, yang digelar di bibir pantai .

Doa bersama dan pembacaan Shalawat Nariyah tersebut dilakukan sebagai bentuk protes dengan memasang spanduk penolakan. Karena di lahan itu ada rencana dibangun tambak garam seluas 15 hektar di sepanjang garis pantai. Pembangunan oleh investor dinilai akan membuat perekonomian warga terganggu dan merusak ekosistem kawasan setempat.

“Aksi ini dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan ekonomi warga,” kata Ahmad Sidiq, Selasa (20/3). 

Bagi mereka, pembangunan tambak akan mengganggu aktivitas warga yang selama ini memanfaatkan pantai dan laut untuk menopang hidup. “Karena pantai sebagai salah satunya akses bagi warga untuk mencari kepiting dan ikan,” kata salah seorang tokoh masyarakat sekaligus koordinator lapangan aksi tersebut.

Yang membanggakan, menurut Sidiq bahwa aksi yang dilakukan ini mendapat dukungan dari seluruh warga dan aparat desa. "Dengan hadirnya kepala desa, sekretaris desa dan aparat lainnya dalam aksi ini merupakan bentuk kekompakan kita dalam menolak pembangunan tambak,” jelasnya.

“Atas nama seluruh warga Gersik Putih Gapura, kami menolak pembangunan tambak garam ini. Jika masih dilanjutkan, kami akan melakukan tindakan yang lebih tegas," imbuhnya dengan semangat.

Aksi yang diwarnai pembacaan Shalawat Nariyah ini bermula dari diketahuinya surat pemberitahuan kepada Kepala Desa Gersik Putih dari salah satu pengelola dan investor. Dalam surat tersebut disebutkan terkait rencana pembangunan tambak garam di daerah Gersik Putih. 

“Pengelola tambak diduga telah mencatut nama warga sebagai status kepemilikan tanah untuk mengeruk keuntungan. Total luas lahan yang akan digarap mencapai 15 hektar,” tandasnya.  

Sekedar diketahui, sekitar 10 tahun silam warga setempat mendapat bantuan tangkis laut dari pemerintah pusat. Di dekatnya, ada investor yang membuat tambak garam. (Red: Ibnu Nawawi)