Tulungagung, NU Online
Di tengah pesatnya games online dan permainan modern, olahraga tradisional Indonesia terancam punah dan ditinggalkan generasi muda. Melihat tantangan itu, Kemenpora mengadakan Lomba Gobak Sodor, Sabtu-Senin, 9-12 Desember 2017.
Kegiatan dibuka Staf Khusus Menpora Bidang Komunikasi dan Kemitraan, Anggia Ermarini di Pesantren Hidayatul Mubtadi'in (PPHM Sunan Giri), Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (9/12).Â
Gobak Sodor adalah sejenis permainan luar ruang tradisional di Indonesia. Cara bermainnya secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3-5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik. Agar bisa menang, seluruh anggota kelompok harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.Â
"Gobak sodor adalah permainan yang melatih ketangkasan, strategi, kecepatan, dan kecerdikan. Kemenpora sangat perhatian terhadap olahraga tradisional seperti gobak sodor ini. Harapannya, anak-anak kita tahu dan ikut melestarikan permainan yang sangat familiar di zaman orangtua mereka," ujar Anggia.Â
Perlombaan Gobak Sodor di Ngunut diikuti oleh 20 tim. Mereka adalah para santri dan pelajar se-Tulungagung.
"Kita ajak para santri dan pelajar Tulungagung bergembira dengan mengenal gobak sodor. Selain belajar agama, santri harus ikut menjaga keberlangsungan budaya nusantara melalui gobak sodor ini," ujar Anggia.
Anggia mengatakan salah satu mandat Kemenpora adalah nguri-uri (menghidupkan) olahraga tradisional.
"Gobak sodor ini permainan saya sejak kecil. Olahraga tradisional di Indonesia sangat beragam. Semuanya menarik. Orang Eropa dan Amerika sangat bangga dengan olahraga tradisional," Anggia menambahkan.Â
Salah satu upaya Anggia di Kemenpora dalam menghidupkan olahraga tradisional adalah mengadakan Pekan Olahraga Perempuan pada 2018.
"Nanti ada gobak sodor dalam cabang olahraganya," katanya.Â
Anggia berharap lomba gobak sodor di PPHM Sunan Giri dapat juga diadopsi di pondok pesantren lainnya.Â
Dalam perlombaan ini, hadir pengasuh PPHM KH Shodiq Uman dan KH Ghulam Al Aufal, serta Wakil Ketua DPRD Tulungagung Adib Makarim.
"Gobok sodor dipilih karena filosofinya permainan ini mempertahankan wilayah dari serbuan orang asing," kata Ghulam.Â
PPHM Sunan Giri adalah salah satu dari lima asrama yang dimiliki PPHM, dan dikhususkan untuk santri putri dan anak-anak putri.
Di akhir acara, Anggia Ermarini mencoba kebolehan dalam lomba gobak sodorÂ
Acara menjadi semakin menarik dengan disampaikan ribuan santri dan ibu-ibu sekitar pondok pesantren. (Hasanudin Tiro/Kendi Setiawan)