Doakan Arwah Wali, Warga Tanggulangin Gelar Tradisi Nyadran
NU Online · Jumat, 30 Mei 2014 | 10:01 WIB
Semarang, NU Online
Warga masyarakat RW 6 kelurahan Banjardowo, Genuk, Semarang mengelar pengajian dan ritual Nyadran yang sudah menjadi tradisi warga setempat khusunya daerah Tanggulangin Banjardowo. Pengajian dan Nyadran ini berlangsung di area makam Ibrahim Fatah di Tanggulangin, Kamis (29/5) malam.
<>
Menurut Ketua RW 6 Suparjo, kegiatan Nyadran dan pengajian di makam Wali Ibrahim Fatah merupakan progam yang diselenggaakan setiap tahunnya. Dalam setahun ada dua kegiatan besar, haul Ibrahim Fatah yang jatuh setiap bulan Syuro dan ritual Nyadran.
“Pada bulan Rajab ini, ritual itu dimaksudkan untuk mendoakan para arwah wali. Untuk paginya, ritual nyadran diperingati dengan pemotongan kambing dan makan bersama warga,” lanjutnya.
Pengajian ini menghadirkan KH Abdullah Badada dari Semarang sebagai penyampai taushiyah. Kata Kiai Abdullah, “Ada empat bulan utama. Salah satunya bulan Rajab yang mesti dimuliakan dengan banyak belajar sebab sekarang ini banyak akidah tersasar.”
Guru ngaji, sambung Kiai Abdullah, tidak bisa dilihat sekadar dari penampilan fisiknya seperti jenggot dan sorban. Tetapi lebih kepada keluasan ilmu. (Lukni Maulana/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua