Daerah

Empat Jalan Mencapai Kebahagiaan

NU Online  ·  Ahad, 25 Mei 2014 | 10:28 WIB

Bukateja, NU Online
Setiap Jumat Pahing malam Sabtu Pon, majlis taklim dan mujahadah “Nighayatul Mustaghfirin Kecamatan Bukateja Kab Purbalingga Jawa Tengah mengadakan mujahadah akbar  di masjid Agung Nurul Falah Kecamatan Bukateja dengan diikuti oleh jamaah yang datang dari daerah Purbalingga dan sekitarnya.
<>
Acara mujahadah itu berlangsung selepas shalat isya. Acara dimulai dengan mauidzah hasanah oleh KH Hakim An-Naishaburi, Pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilien, Mantrianom Banjarnegara .Pada hari Jumat malam Sabtu  23 Mei 2014 itu,acara mujahadah majlis dzikir Nighayatul Mustaghfirin  dipimpin oleh KH Ahmad Burhanuddin, pengasuh  Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Al Khoerot, Desa Majasari , Kec Bukateja Kab Purbalingga.

Dalam kesempatan itu KH Hakim An-Naishaburi menyatakan bahwa  orang pasti mendambakan kebahagiaan. ”Namun tidak sedikit orang yang tidak tahu itu kebahagiaan? Kebahagiaan itu apa? Hakekat bahagia itu apa?” tanya Gus Hakim.

Dilanjutkan, karena orang megharapkan kebahagiaan, tapi salah  jalan. Sehingga orang tidak mendapat kebahagiaan yang diraih, tapi malah kesengsaraan yang dia dapat. Sambil mengutip kalam Syaikh Hamid Al Wafa’ .....yang isinya adalah 4 perkara menggapai sebuah kebahagiaan. Pertama, Thullabtu al aghaniya fil mal, fawajaduka fi qana’ah. Orang menganggap orang kaya adalah salah satu jalan menggapai kebahagiaan. Jabatan juga dianggap sebuah kebahagiaan, sehingga orang yang sudah kaya bertambah bahagia kemudian membeli jabatan. Justru dengan jalan itu orang kaya itu menjadi tambah sengsara. Jadi orang yang qona’ah adalah orang yang merasa cukup dan bersyukur itulah orang yang bahagia.

”Saya tidak menemukanya jalan kebagiaan dalam hal banyaknya kekayaan, namun di dalam qona’ah. Orang yang tidak kekurangan itulah orang yang kaya dan bahagia. Qona’ah adalah orang nrima ing pandume pemberian rezeki dari Allah SWT,” terang KH Hakim.

Gus Hakim lalu menyatakan keprihatinannya banyak caleg dari DPR Pusat, DPR Propinsi dan DPR Kabupaten yang menghambur-hamburkan hartanya dibagi-bagikan dengan alasan shodaqoh dan lain sebagainya.  

“Padahal itu riswah politik, sama saja dengan suap. Dosa berat hukumnya, baik yang disuap maupun yang menyuap,” tegas Adik KH Hamzah Muhammad Hasan, Mantrianom (Mustasyar PWNU Jawa Tengah) ini kepada jamaah majelis.

Kedua, ketenangan dalam hidup. Semua orang yang ingin jiwanya dan hartanya banyak. Banyak orang jiwanya tidak tenang. ”Banyaknya harta tidak menjamin ketenangan,” terang Syaikh Hamid Al Wafa’.

Ketiga, kebahagiaan terletak pada badan yang sehat. Orang bisa melihat,  dan merasakan keindahan dan kenikmatan ketika badannya sehat wal ‘afiat.

Keempat, orang yang dapat kebahagiaan meraih ilmu ketika perutnya dalam keadaan lapar.
 Dalam kesempatan itu, Gus Hakim mengajak jamaah mulai dari sekarang untuk menyambut Keberkahan bulan Sya’ban, Rajab dan Ramadhan. Bulan Rajab itu adalah bulan yang diberkahi oleh  SWT. Sehingga Rasulullah SAW berdoa kepada Allah, ”Allohuma barik laana firo jabar, allohuma barik fi syabana, wabaalligna illa syahri romadona.”

Sekitar pukul 21.00 tak terasa sudah satu jam Hakim An-Naishaburi, Pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilien, Mantrianom Banjarnegara menyampaikan tausiyah kepada Jamaah. Acara kemudian berlanjut dengan shalat hajat dan mujahadah bersama untuk memohon kepada Allah SWT agar hajat-hajat jama’ah terkabul dengan dipimpin oleh KH Ahmad Burhanudin dari Majasari, Bukateja.

Acara mujahadah di majlis taklim Nighayatul Mustaghfirin Kecamatan Bukateja ini berlangsung rutin selapanan hari tiap hari Jumat Pahing malam Sabtu Pon dengan penceramah berganti-ganti. Acara Mujahadah ini menjadi sarana perekat ukhuwwah Islamiyah warga nahdliyin se-Kec Bukateja. (Aji Setiawan/Mukafi Niam)