Daerah

Entak-entik, Cara Anak-anak Peringati Maulid di Kebumen

Sen, 26 November 2018 | 11:30 WIB

Kebumen, NU Online
Masyarakat Desa Prasutan, Ambal, Kebumen, Jawa Tengah menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara yang diselenggarakan di halaman Masjid Sabilal Huda tersebut mengambil tema Dengan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kita Tingkatkan Ukhuwah Wathaniyah dan Insaniyah.

Ada tradisi entak-entik, di mana anak-anak membawa beragaman penganan ke mushalla untuk dimakan bersama. Seluruhnya dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW," kata Kiai Ahmad Saibani, Ahad (25/11).

"Dengan mencintai Rasulullah SAW, semoga kita mendapat safaat di hari kiamat,” kata kiai yang dipercaya sebagai ketua panitia ini.

Setelah pembacaan dzikir tahlil dan berjanjen atau pembacaan kitab al- Barzanzi, disampaikan tausiah oleh KH Muhsinun. Salah satu tokoh dari Poncowarno, Kebumen itu mengajak jamaah untuk bersyukur atas nikmat berupa kesempatan hidup.

“Hidup di dunia ini sangat singkat, tetapi sangat menentukan hidup kita di kehidupan yang jauh lebih panjang yakni akhirat,” katanya di hadapan jamaah.

KH Muhsinun juga mengajak hadirin untuk mengikuti Rasulullah SAW dengan mengikuti ulama. Beberapa kali ia menyampaikan rasa bangganya akan adanya alumni beberapa pesantren di Desa Prasutan yang aktif dalam dakwah.

Ia menyampaikan tujuh golongan yang kelak akan masuk surga tanpa penghalang. “Salah satunya pemimpin yang adil,” katanya. Pemimpin tidak hanya kepala desa atau pejabat, bahkan kiai dan suami juga seorang pemimpin, lanjutnya.

Pemimpin yang masuk kategori ini dalam pandangannya adalah mereka yang adil, yang jujur, yang welas asih, yang mampu menjaga harkat dan martabat orang-orang yang dipimpinnya.

Tausiah ditutup dengan membaca shalawat badar bersama jamaah. Kemudian dilanjutkan dengan iringan qasidah yang disenandungkan kelompok hadrah desa setempat. 

Sebelumnya, diadakan juga tahlil dan berjanjen di tiap mushalla dan masjid. Penyelenggaraannya juga dilakukan secara swadaya. Untuk anak-anak dan pemuda, diadakan beragam lomba seperti panjat pinang, memukul plastik berisi air dengan mata tertutup, dan beragam lomba lain. 

Warga setempat bergotong royong menyediakan kursi dan panggung untuk kemeriahan acara. Selain itu, warga menyediakan konsumsi acara. Tidak tanggung-tanggung, setiap keluarga menyediakan tiga paket makanan ringan dan makan siang. (Pekik Nur Sasongko/Ibnu Nawawi)