Fatayat NU di Sidoarjo Kumpulkan Barang Bekas untuk Kemandirian Organisasi
NU Online · Sabtu, 10 September 2022 | 09:00 WIB

Semangat kader PAC Fatayat NU Buduran, Sidoarjo mengumpulkan barang bekas.(Foto: NUO/Boy Ardiansyah)
Syaifullah Ibnu Nawawi
Kontributor
Sidoarjo, NU Online
Ikhtiar yang dilakukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur ini layak diapresiasi. Karena mempunyai cara kreatif untuk mewujudkan kemandirian organisasi dan memberdayakan kader.
Yang dilakukan adalah sejumlah kader setiap bulannya mengumpulkan barang bekas atau rongsokan. Bentuknya dari kardus, botol hingga plastik untuk didaur ulang yang ujungnya dijual maupun dimanfaatkan menjadi bahan jadi yang memiliki nilai jual.
Kepada media ini, Koordinator Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup PAC Fatayat NU Buduran, Ana Fatmawati menginformasikan ide kegiatan dimaksud. bahwa pengumpulan barang dilakukan saat rapat rutin yang diikuti kepengurusan tingkat ranting setiap bulan.
“Jadi, setiap ranting membawa rongsokan kardus, botol, plastik dan lain-lain dari hasil yang dikumpulkan para kader. Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan lancar,” katanya beberapa waktu berselang.
Setelah dikumpulkan, pengurus menimbang berat barang yang ada. Kemudian pada hari Sabtu dilakukan pemilahan rongsokan oleh bidang kesehatan dan lingkungan hidup. Setelah dipilah-pilah, kemudian dijual ke pengepul. Sementara rongsokan yang dapat didaur ulang disisihkan untuk dijadikan kerajinan.
“Sebenarnya program ini sudah ada sejak periode sebelumnya. Karena dilihat dari kemanfaatnya, maka dari bidang kesehatan dan lingkungan hidup meneruskan program tersebut hingga sekarang,” tutur dia.
Yang juga dilakukan adalah melakukan pemilahan barang bekas yang masih dapat dijadikan produk baru. Benda-benda seperti tutup botol dijadikan lampu lampion, sedangkan bungkus kopi untuk dibuat tas, demikian pula barang lain yang laku dijual saat diproses menjadi barang jadi.
Melalui kegiatan ini, Ana mengatakan memiliki banyak manfaat. Yakni lebih ramah lingkungan karena rongsokan tidak menumpuk di rumah. Selain itu juga dapat mengubah sampah menjadi berkah karena hasil penjualan masuk ke kas organisasi yang digunakan untuk kegiatan.
“Tadi dapat barang seberat 15 kilo gram. Saya sendiri membawa kardus dan diikat di sepeda dan membawa botol plastik dimasukkan sak,” ungkapnya.
Ana merangkul sejumlah ibu yang memiliki kebiasaan menimbun rongsokan di rumah karena terkadang malas membawa ke pengepul dengan alasan barang yang terkumpul hanya sedikit. Ada juga yang lebih memilih dijual dan ditukarkan dengan bumbu dapur seperti bawang merah maupun bawang putih.
Karena itu dirinya bersyukur dengan adanya program ini. Sebab, sedikit demi sedikit bisa menambah pemasukan kas bagi PAC Fatayat NU Buduran.
“Harapannya, ke depan organisasi yang kami cintai ini bisa mendaur ulang sampah kering dan limbah rumah tangga. Juga untuk mewujudkan kemandirian organisasi dan kreativitas kader,” tandasnya.
Pewarta: Boy Ardiansyah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
5
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua