Daerah

Gabung Ansor dan Banser Harus Lewati Pengkaderan Ketat

NU Online  ·  Ahad, 23 September 2018 | 09:00 WIB

Kubu Raya, NU Online
Menjadi anggota Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna atau Banser harus melalui pengkaderan yang ketat. Hal tersebut demi memastikan komitmen dan perjuangannya dalam membela kiai dan ulama.

Penegasan tersebut disampaikan M Nurdin selaku Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalimantan Barat (Kalbar). Karena menurutnya, menjadi anggota Ansor serta Banser tidak mudah. “Mesti harus melalui pendidikan khusus kebanseran baik fisik dan materi,” katanya, Ahad (23/9).

Semua itu tentunya dengan maksud mulia. “Karena diharapkan bagi Banser yang lulus benar-benar siap mengabdikan dirinya untuk jamiyah Nahdlatul Ulama khususnya dalam hal pengawalan dan menjaga para kiai dan habaib,” jelasnya. 

Dalam pandangannya, Banser harus siap siaga ketika jamiyah Nahdlatul Ulama memanggil. “Tidak ada kata tidak bagi sahabat Banser dan Ansor, dan tentu semuanya itu tidak lain hanya mengharapkan barakah para ulama Nusantara untuk bekal kelak di akhirat,” ungkapnya.

Penegasan ini disampaikan pada pendidikan dan pelatihan dasar atau Diklatsar Banser angkatan ketiga yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kubu Raya.

Diklatsar diikuti kurang lebih dua ratus calon anggota Banser yang dipusatkan di Yayasan Madrasah Miftahul Huda Parit Tengah Baru, Sungai Melaya, Sungai Ambawang. 

Selain Diklatsar, kegiatan juga dirangkai dengan pembaretan bagi anggota Banser yang sudah mengikuti kegiatan sebelumnya. Setidaknya peserta yang telah bergabung sebanyak 350-an anggota.

Halius Hadi selaku Komandan Banser PC GP Ansor Kubu Raya mengatakan semua peserta pembaretan dibagi beberapa regu. “Mereka akan menempuh jarak kurang lebih 40 KM sebelum resmi menggukan baret Banser,” katanya.

Selama dalam perjalanan, peserta tidak diperkenankan membawa bekal apapun termasuk alat komunikasi. “Sehingga diharapkan semua tim regu harus menjaga kesolidatan dan kekompakan untuk bertahan hingga finis di tempat semula,” tandasnya. (Yadi/Ibnu Nawawi)