Daerah BULAN BUDAYA NU

Gairah Seni dari Pesantren Al-Mukhtariyah

Sel, 19 Maret 2013 | 12:08 WIB

Subang, NU Online
Malam mulai beranjak di perkampungan Caracas, Subang, Jawa Barat. Ketika anak-anak kota nongkrong di pinggir jalan atau di depan tivi, sejumlah anak di kampung itu bernyanyi bersama. Suaranya nyaris dengung tawon hijrah.
<>
Suara tawon hijrah itu bersumber dari majelis ta’lim Pondok Pesantren A-Mukhtariyah. Di situ, santriwan dan santriwati sedang melantunkan pupujian (Sunda) atau pujian (Jawa) pada kegiatan rutin muhadhorohan.

Pupujian yang dilantunkan adalah Anak Adam, sebuah pujian yang menceritakan kehidupan umat manusia di dunia. Pujian tidak diketahui pengarangnya, tapi tersebar di hampir seluruh Jawa Barat. Kemudian pujian Eling-eling Umat, silsilah leluhur Nabi Muhammad, dan pujian lain.

Muhadhorohan tersebut menjadi ajang kreativitas para santri. Biasanya diisi dengan pidato, pembacaan puisi, bercerita, “Bisa mendongeng, pengalaman pribadi, atau menceritakan hasil membaca buku,” kata Irbah Fikriyah, salah seorang santriwati, di komplek pesantren, Selasa, (19/3).

Jika ada santri yang mengikuti kegiatan seperti Makesta (Masa Kesetiaan Anggota, jenjang penerimaan pertama di IPNU-IPPNU, red.) atau pelatihan jurnalistik harus bisa berbagi dengan santri-santri lain di acara tersebut.

Irbah menambahkan kadang seorang peserta membacakan cerpen. Cerpen tersebut bisa hasil karya sendiri, teman atau didapat dari koran. “Kemudian menyanyi, tapi bukan lagu pop atau dangdut, nyanyi religi,”tambahnya.

Bahkan sambung Irbah, pada acara tersebut ada yang pernah ada santri yang mempromosikan produk sabun.

Ajengan Anis Hisyam Karim, salah seorang pengajar mengatakan di antara mereka ada juga yang tampil dengan menabuh alat musik alakadrnya seperti galon dan kendang. “Kami juga sedang memesan alat musik tiup khas Sunda Karinding,” tambahnya.

Kegiatan tersebut merupakan penempaan mental santri untuk bisa tampil di muka umum pada acara muludan atau rajaban serta di masyarakat ketika mereka lulus dari pesantren.

Lebih jauh ia menceritakan, kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2009. Biasanya dimulai ba’da maghrib sampai pukul 20.30.

 

Penulis: Abdullah Alawi