Salatiga, NU Online
Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMNINU) atau asosiasi pesantren NU terus mengintensifkan gerakan Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat (PBPS). Rabu (11/5) kemarin, pelatihan berlangsung di aula Pondok Pesantren Tarbyatul Islam (PPTI) Al-Falah Salatiga, Jawa Tengah.
M Faiz Aminuddin, pemateri pada Training Housekeeping Pesantren dalam pelatihan tersebut mengatakan, hal penting yang perlu diingat adalah prinsip suka terlebih dulu. Menurutnya, kebersihan harus disukai terlebih dahulu. Selanjutnya proses yang akan mengambil peran dalam melaksanakan penataan pemahaman seseorang. Seperti ro'an (kerja bakti) di pondok pesantren yang dikerjakan santriwan-santriwati.
"Move on, bergerak ke arah yang lebih baik, berkelas, dan bermartabat," pinta pengajar di Institut Pesantren Mathaliul Falah Pati ini.
Paradigma bahwa pesantren itu kumuh, kotor, tak teratur mulai ada pembenahan. Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng ini salah satunya untuk terus memperbaiki kekurangan pesantren. Memang, kata Faiz, banyak tantangan untuk menggerakkan perubahan.
"Sayangnya tidak semua orang menyukai perubahan, karena untuk berubah tidak mudah, tidak selalu indah dan terkadang tidak menyenangkan," tambahnya.
Rata-rata usia santri di pesantren di bawah dua puluh tahun. Secara psikologis, masa seperti ini masih labil dari segi spiritual, intelektual, emosional dan sosial. Maka, peran penting pelatihan ini membentuk agen penebar kebersihan dan kesehatan di pesantren-pesantren. Dalam sesi awal ini peserta diajak untuk menekankan tentang kebersihan dan kesehatan pesantren. (M. Zulfa/Mahbib)