Daerah

GP Ansor Kota Pekalongan: Perlu Terobosan Baru dalam Kaderisasi

Jum, 2 Februari 2018 | 15:02 WIB

Pekalongan, NU Online 
Era global memicu bergerak cepat di setiap lini. Tidak terkecuali dalam urusan keorganisasian. Organisasi dituntut agar dapat melakukan terobosan-terobosan baru di dalam mengelola pekerjaannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di tengah-tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Pekalongan Ahmad Sodik saat membuka Rakercab GP Ansor Kota Pekalongan, di Selopajang, Blado, Kamis (1/2). 

Menurutnya, salah satu pekerjaan yang masih perlu dioptimalkan adalah kaderisasi. “Sekalipun kader yang terjaring pada akhir tahun 2017 cukup menggembirakan, yaitu sejumlah 269 personel, tetapi, jumlah itu masih jauh dari estimasi yang diharapkan.”

Diakui pula, pengkaderan di tubuh GP Ansor Kota Pekalongan masih dihadapkan berbagai kendala. Salah satunya menyoal penerapan aturan baku yang telah ditetapkan oleh PP GP Ansor. “Ini adalah tantangan yang mesti dijawab bersama. Perlu disikapi dan ditindaklanjuti,” kata Sodik.

Sodik juga mengungkapkan, salah satu penyikapan dan tindak lanjut dari upaya menerapkan aturan itu dengan benar adalah melalui metode kaderisasi yang lebih kreatif dan bersifat masif. “Yang mesti dipikirkan sekarang adalah mencari cara bagaimana membuat orang-orang merasa terpanggil untuk masuk ke dalam GP Ansor. Dan itu tidak mudah memang. Tetapi, kita mesti mulai membuat perencanaan yang matang untuk masa yang akan datang.”

Hal serupa juga diakui Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, Wakil Sekjen PP GP Ansor. Ia menyatakan, “Masalah yang kita hadapi masa ke masa masih saja masalah yang sama. Kaderisasi. Saya pikir, kita perlu sebuah terobosan besar dalam urusan kaderisasi ini. Salah satunya, dengan menerapkan kaderisasi yang terintegrasi.”

Menurutnya, sistem kaderisasi terintegrasi ini akan memudahkan kerja organisasi di dalam pengkaderan. “Sistem ini akan membuat semacam kaderisasi berjenjang lintas banom NU. Misal, anggota IPNU bisa terjaring sebagai kader GP Ansor jika sudah memenuhi syarat tertentu. Ini diharapkan juga akan mampu menguatkan ideologi seorang kader NU.”

Meski demikian, ia mengakui, untuk melakukan terobosan ini dibutuhkan keterlibatan pengurus NU dari semua lini. Karena bagaimanapun juga, keberadaan pengurus NU menjadi penting bagi tumbuh kembangnya banom-banom yang ada di NU. 

Saat ini, menurut Caswiyono, jajaran Pimpinan Pusat GP Ansor tengah menggodog aturan main untuk model kaderisasi terintegrasi agar dapat diusulkan untuk dibahas di muktamar. 

Oleh sebab itu, ia mengimbau agar seluruh jajaran pimpinan, dari tingkat cabang sampai ranting, perlu kerja ekstra keras dan dibutuhkan kerja ikhlas dalam mengembangkan potensi GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan. (Ribut Achwandi/Abdullah Alawi)