Daerah

GP Ansor Subang Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Teror Bom

NU Online  ·  Senin, 14 November 2016 | 13:05 WIB

Subang, NU Online
Pimpinan GP Ansor Kabupaten Subang meminta masyarakat utntuk tetap tenang menyikapi kejadian teror bom di Gereja Oikumene Samarinda beberapa waktu lalu. Aktivis GP Ansor Subang mengimbau masyarakat untuk menyerahkan masalah ini kepada pihak yang berwajib.

"Masyarakat tetap tenang, jangan mudah terprovokasi oleh kejadian teror tersebut," ujar Ketua GP Ansor Subang Asep Alamsyah Heridinata saat dihubungi, Senin (14/11).

Asep menambahkan bahwa saat ini pelakunya sudah ditangkap. Ia mengajak masyarakat menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan pihak kepolisian untuk mengusut kasus kekerasan tersebut. “Serahkan sepenuhnya kepada yang berwajib," katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengutuk keras atas kejadian kekerasan tersebut terlebih dilakukan di rumah ibadah yang sudah dilindungi undang-undang. "Atas nama apapun, melakukan kekerasan apalagi sampai ada korban jiwa itu tidak bisa dibenarkan," tegasnya.

Pihaknya juga sangat menyayangkan kejadian tersebut yang sudah kembali menodai kedamaian dan kerukunan beragama yang telah lama berlangsung di Indonesia.

"Lagi-lagi kejadian kekerasan seperti ini selalu dihubungkan dengan jihad. Ini menunjukkan dangkalnya pemahaman keagamaan sebagian kecil masyarakat kita," ungkapnya.

Pihaknya juga mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene ini, termasuk jaringannya. "Karena kami yakin mereka memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris yang selama ini mengacaukan stabilitas keamanan di negeri ini," pungkasnya.

Seperti diketahui, aksi pelemparan bom kembali terjadi di sebuah gereja di Indonesia pada Ahad (13/11). Kali ini terjadi di depan Gereja Oikumene Jalan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, ledakan berasal dari bom molotov sekitar pukul 10.30 Wita saat gereja dipenuhi jemaat yang tengah beribadah. Akibatnya sejumlah kendaraan rusak dan beberapa orang mengalami luka, bahkan satu di antaranya meninggal dunia. (Ade Mahmudin/Alhafiz K)