Semarang, NU Online
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo mengatakan kekhusyukan mesti dijadikan tujuan utama menjalani hidup di sepanjang Bulan Suci Ramadhan.
Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo pada Tarawih Keliling (Tarling) pada malam kedua Ramadhan bersama Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko A Dahniel dan Pangdam IV Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Efendi di Wisma Perdamaian Semarang, Senin (6/5) malam.
“Puasa ini agar dijadikan mutiara renungan pribadi. Ada tiga catatan jenis puasa, puasa orang awam, puasanya orang istimewa dan puasa orang tingkat tinggi,” ujarnya.
Puasanya orang awam, tutur Ganjar, adalah puasa yang sekadar merasakan lapar dan haus. Ini puasa ketika masih kecil, yang selalu bertanya-tanya kolaknya sudah mateng belum, yang selalu terganggu dengan aroma masakan ibu.
“Ketika ibu masak atau nyambel terasi, wah itu cukup mengganggu konsentrasi. Aroma masakan itu luar biasa mengganggu. Semoga sekarang tingkatan puasa kita sudah naik kelas,” tuturnya.
Dia mengharapkan untuk meningkatkan kualitas puasa, masyarakat rela berbagi, khususnya berbagi menu puasa. Agar persaudaraan semakin erat, terlebih pada mereka yang kemarin berbeda pilihan politik.
“Punya pisang goreng kirim ke tetangga, punya kolak dikirim, punya masakan apapun kirim ke tetangga, berbagai menu buka puasa pada saudara kita. Termasuk pada yang beda pilihan politik pada pemilu lalu,” ujarnya.
Ibadah puasa di Indonesia memang dipenuhi ragam masakan yang bisa dibagikan ke tetangga. Itulah salah satu berkah menjalani kehidupan beragama di Indonesia.
Dalam rilis yang diterima NU Online, Selasa (7/5) disebutkan yang bertindak sebagai imam tarawih adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, KH Akhmad Daroji dan pemberi taushiyah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Jateng H Farkhani.
H Farkhani menuturkan tidak ada alasan bagi warga Indonesia untuk mengeluh atau tidak taat dalam menjalankan ibadah puasa. “Kita bersyukur melaksanakan ibadah puasa di negara Indonesia karena durasinya hanya sekitar 13 jam. Sementara durasi puasa negara di belahan bumi bagian utara mencapai 22 jam. Ini juga harus kita syukuri,” tuturnya.
Kegiatan tarawih keliling yang diprakarsai Badan Amalan Islam (BAI) Jateng merupakan putaran pertama di bulan Ramadhan 1440 Hijriyah ini. Selain pimpinan tinggi di Jawa Tengah, masyarakat juga nampak memenuhi gedung Wisma Perdamaian yang terletak di kawasan Tugu Muda Semarang bahkan meluber sampai halaman. (Red: Muiz)