Tulungagung, NU Online
Mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali mengingatkan agar urusan agama tidak dicampuradukkan dengan urusan politik. Dalam soal agama, Umat Islam dipersilahkan mengikuti para ulama sebagai panutannya. Tapi, untuk soal yang menyangkut politik, Umat Islam tidak harus melakukan hal yang demikian. Itu sebabnya, Gus Dur juga meminta agar tidak terjadi politisasi pondok pesantren untuk kepentingan-kepentingan politik.
''Soal akhlak, silahkan mengikuti ulama. Tapi, kalau soal  politik, ya harus dipisah dengan urusan agama. Jadi, jangan ada politisasi pondok pesantren untuk kepentingan politik,'' ujar Gus Dur saat memberikan ceramah Haflah Tasyakuran Akhir Sanah di Ponpes Al Hikmah Melathen Desa/Kec. Kauman, Tulungagung, Ahad (12/9) malam.
<>Gus Dur mengatakan, dalam sejarahnya, pondok pesantren merupakan tempat untuk membina akhlak, belajar ilmu agama dan juga tempat menjalankan ibadah. Kecuali itu, kata dia, pondok pesantren juga menjadi tempat untuk belajar hidup prasojo (bersahaja). ''Asal usul sejarah pondok pesantren yang seperti ini harus kita ketahui,'' kata Gus Dur mengingatkan para santri.
Karena sejarahnya yang demikian, menurut Gus Dur, sekarang banyak Umat Islam dari negara lain yang berdatangan ke Indonesia untuk nyantri ke pondok-pondok pesantren. ''Alhamdulillah, sekarang banyak Muslim dari negara lain ke Indonesia untuk belajar di pondok,'' tegas Gus Dur seraya menyelingi pembicaraannya dengan guyonan-guyonannya yang khas.
Â
Di sisi lain, katanya, keberadaan Pondok Pesantren juga sangat berperan dalam upaya melestarikan budaya-budaya daerah. Banyak budaya-budaya daerah yang akhirnya berkembang setelah disalurkan lewat Pondok Pesantren. ''Saya minta anda menggagas bahwa Pondok Pesantren harus mengemban budaya kita sendiri. Nggak usah meniru budaya orang lain sing akhire malah 'nggowo bom','' ungkap Gus Dur sambil berkelakar.
Â
Diakui, perubahan zaman yang cepat juga mempengaruhi kehidupan para santri yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Namun, kata dia, karena di Pondok Pesantren masih berpegang kepada moral dan akhlak, perubahan zaman itu tak akan menjadi masalah. ''Perubahan zaman yang cepat memang mempengaruhi santri, tapi karena kiainya masih berpegang moral dan akhlak, ya tak masalah,'' katanya.
Â
Di Ponpes Al Hikmah Melathen yang diasuh KH Hadi Mohammad Mahfud (Gus Hadi) itu, Gus Dur memang tak banyak menyinggung soal politik . Berceramah sambil duduk di kursi sekitar satu jam, Gus Dur justru lebih banyak mengupas soal keberadaan pondok pesantren. ''Saya datang kemari hanya mau mengingatkan aspek-aspek kehidupan pondok pesantren, khususnya kepada para santri,'' kata Gus Dur di awal ceramahnya.
Â
Seperti biasa, Ketua Dewan Syuro PKB ini juga menyelingi ceramahnya dengan banyolan-banyolan khasnya yang membuat ribuan hadirin terpingkal-pingkal. Apalagi, Gus Hadi selaku tuan rumah, dalam sambutannya juga menyinggung 'kekonyolan' Gus Dur ketika 'mencuri' ikan milik kiainya saat nyantri di Pondok Tegalrejo, Magelang tahun 50-an. Karuan saja, pancingan guyonan ini membuat Gus Dur langsung mbanyol begitu mengawali ceramahnya yang juga dihadiri Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM dan Wakil Bupati Moh Athiyah, SH.
Â
Ketika sedikit menyinggung soal putrinya, Zannuba Arifah Chofsoh (Yenny) yang belakangan dekat dengan capres SBY (Susilo bambang Yudhoyono), Gus Dur juga mengeluarkan jurus-jurus banyolannya. Diceritakan, suatu ketika, ada seorang Letnan Jendral yang mendatangi dirinya dan menanyakan tentang pasangan Capres- Cawapres, SBY-MJK. ''Kalau SBY-MJK, yang saya tahu ya bus jurusan Surabaya -Mojokerto,''kata Gus Dur yang langsung disambut tawa ribuan hadirin.
Kehadiran Gus Dur ke Tulungagung menjelang memasuki masa kampanye Pilpres-Pilwapres ini sama sekali tak terkait dengan urusan politik. ''Kehadiran Gus Dur hanya untuk menghadiri undangan Gus Hadi. Tak ada agenda lain, apalagi urusan politik. Dari sini, Gus Dur akan mampir ke keluarganya di Jombang,'' ujar Munib Huda Muhammad, ajudan pribadi Gus Dur. (kd-mhb)Â Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
4
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
5
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
6
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
Terkini
Lihat Semua