Daerah KONFERWIL NU JATIM 2018

Gus Kikin dan Kiai Marzuki Mustamar Berpeluang Pimpin NU Jatim

Ahad, 29 Juli 2018 | 09:00 WIB

Gus Kikin dan Kiai Marzuki Mustamar Berpeluang Pimpin NU Jatim

Gus Kikin (kiri) dan Kiai Marzuki Mustamar saat pembukaan Konferwil NU Jatim.

Kediri, NU Online
Menjelang pemilihan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dinamika yang berkembang dalam Konferensi Wilayah (Konferwil), kandidat ketua tinggal mengerucut ke dua nama. Yakni KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin selaku Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang dan KH Marzuki Mustamar, Wakil Rais PWNU Jatim yang juga mantan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Malang.

Kedua nama tersebut, terlebih dulu harus diusulkan sebanyak minimal 17 PCNU, sesuai dengan tata tertib yang dibahas siang tadi, Ahad (29/7). Keputusan tersebut berdasarkan sidang pleno tata tertib di Aula Muktamar yang dipimpin KH Fahrur Rozi bersama H Misbahul Munir. 

Sempat terjadi ketegangan karena usulan soal banyaknya jumlah nama yang diusulkan. Forum ada yang menghendaki 15 PCNU yang mengusulkan nama calon. Ada juga yang menyebut minimal calon diusulkan 20 PCNU. 

“Maka, jalan tengahnya diputuskan sebanyak 17 PCNU yang mengusulkan nama calon dalam penjaringan nama-nama,’’ kata Gus Fahrur, panggilan KH Fahrur Rozi.

Sesuai tata tertib, nanti malam dilakukan pemilihan Rais PWNU Jatim yang dilakukan secara tertutup oleh para kiai sepuh dalam sidang Ahlul Halli Wal Aqdi atau AHWA. Mereka adalah KH Nawawi Abdul Jalil, KH Nurul Huda Jazuli, KH Kholil As'ad, KH Ubaidillah Faqih, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH Agoes Ali Masyhuri dan KH Syafiuddin Wahid.

Setelah penjaringan nama untuk duduk sebagai Ketua PWNU Jatim, rais terpilih memberikan restu. “Baru kemudian dilakukan pemilihan Ketua PWNU Jatim,” kata Misbahul Munir,. 

Sementara itu, KH M Hasan Mutawakkil Alallah memutuskan tidak maju lagi pada pemilihan ketua PWNU Jatim. Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada pembukaan Konferwil NU Jatim, Sabtu (28/7) malam.

“Setelah 10 tahun saya berkhidmat menjadi khadim jamiyah NU, yang memang bukan waktu panjang bagi perjalan NU ila yaumil kiamah. Tapi bagi diri saya, 10 tahun ini waktu yang panjang, waktu yang tidak sedikit. Saya mengukur kemampuan saya,” katanya. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)