Daerah

Gus Nasrul: Sunan Kudus Meninggalkan Perkara Halal demi Kemanusiaan

Sab, 4 Mei 2019 | 07:45 WIB

Gus Nasrul: Sunan Kudus Meninggalkan Perkara Halal demi Kemanusiaan

Ngaji Kebangsaan NU Sorong, Kamis (2/5)

Jakarta, NU Online
Dalam rangka Harlah ke-85 GP Ansor dan Harlah ke-69 Fatayat NU, Nahdliyin Kabupaten Sorong, Papua Barat menggelar 'Ngaji Kebangsaan' dengan menghadirkan Wakil Katib Syuriyah PWNU Jateng, KH Nasrulloh Afandi, Kamis (2/5) di Gedung LPTQ Kabupaten Sorong.

Pada kesempatan tersebut, Gus Nasrul mengatakan bahwa mencintai tanah air dan mengedepankan kedamaian serta kerukunan adalah hal yang harus didahulukan. 

"Kerukunan antarsesama meski beda-beda suku, adat dan budayanya, adalah hal yang harus didahulukan," tutur Doktor Maqashid Syariah cumm laude Universitas Al-Qurawiyin Maroko itu.

Ia mencontohkan kerukunan yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang multietnis dan multisuku, seperti yang diajakan Sunan Kudus. "Kanjeng Sunan Kudus mengajak masyarakat Muslim kala itu untuk bersama-sama  meninggalkan menyembelih hewan sapi. Padahal, hewan sapi jelas halal," tutur alumnus Pesantren Lirboyo Kediri itu.

Hal tersebut dilakukan, lanjut dia, karena di masa itu ada segolongan masyarakat yang mengagungkan atau bahkan menyembah sapi. Pertimbangan Sunan Kudus adalah untuk kemaslahatan (kebaikan), supaya tidak ada dari kalangan yang mengagungkan sapi, merasa tersakiti.

Dengan demikian, jelas strategi dakwah Kanjeng Sunan Kudus sangat tepat. Dalam berdakwah ia rela meninggalkan perkara halal, dengan tidak menyembelih sapi, demi terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan, dan ketenangan di tengah masyarakat. Hasilnya, masyarakat kala itu dengan mudah menerima ajakan para Wali Songo masuk Islam.

Kisah Sunan Kudus hanya salah satu contoh bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan damai dan keramahan.

Menurut Gus Nasrul hal ini berbeda dengan segolongan orang-orang yang tiba-tiba mengklaim diri sebagai ustad atau juruh dakwah, yang seenaknya memojokkan pihak tertentu dalam beribadah. Sehingga, Islam di Indonesia terlihat angker. "Dan mereka bikin keresahan bahkan perpecahan di tengah masyarakat atas nama dakwah," ungkapnya.

Di pengujung ceramahnya, Gus Nasrul menawarkan biaya pendidikan gratis di Pesantren Balekambang Jepara, Jawa Tengah bagi anak-anak asli Papua.

Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Sorong, Suko Hardjono mengapresiasi peran dan konstibusi Ansor dan Fatayat NU dalam membangun keberagaman dan nilai-nilai toleransi di Kabupaten Sorong. Ansor dan Fatayat NU turut membangun generasi muda Islam agar tidak terjebak dalam paham-paham yang merongrong kedaulatan negara.

Sementara Ketua PCNU Kabupaten Sorong, H Rofiul Amri mengajak kader muda NU baik Ansor dan Fatayat NU untuk semangat dan ikhlas dalam berkhidmah di dalam wadah Nahdlatul Ulama. Ansor dan Fatayat NU harus senantiasa bersinergi dengan seluruh banom dan lembaga NU untuk kemajuan dan kejayaan NU. (Kendi Setiawan)