Sidoarjo, NU Online
Upaya mencegah kabar bohong atau hoaks dan memadamkan api kebencian harus dilakukan seluruh elemen bangsa. Kebebasan yang menjadi cirri demokrasi hendaknya tidak dikotori dengan tersebarnya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan serta ujaran kebencian.
Gusdurian atau komunitas penggemar Gus Dur Sidoarjo, Jawa Timur yang memiliki perhatian serius terhadap hal tersebut menggelar ngaji lintas iman. Kegiatan dipusatkan di halaman Universitas Ma’arif Hasyim Latief (Umaha), Ngelom Taman, Sidoarjo, Jumat (31/5).
Hadir padsa acara ini, istri mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Nyai Sinta Nuriyah Wahid yang dinilai masyarakat sebagai tokoh pemersatu lintas iman.
Kordinator Gusdurian, Haidar Wahyu mengatakan, ngaji lintas iman ini sengaja diadakan untuk memadamkan api kebencian dan hoaks.
“Pasalnya, beberapa pekan lalu banyak sekali berita hoaks yang bertebaran di media sosial,” katanya kepada NU Online.
Dirinya berharap bersama pegiat yang lain dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat mampu merefleksikan kembali dan berpikir lewbih dewasa serta jernih agar bisa meminimalisir sejumlah akibat buruk yang ditimbulkan dari ujaran kebencian dan hoaks.
“Kami sengaja menghadirkan tokoh nasional bunda Sinta Nuriyah Wahid karena membawa rahmat bagi masyarakat. Sehingga masyarakat lintas iman bisa menjaga kedamaian dan toleransi antarsesama,” kata Haidar Wahyu.
Menurutnya, sosok Sinta Nuriyah adalah pribadi yang bisa mereperesentasikan kalangan dengan peminatan terhadap suasana damai dan aman. “Sosoknya layak menjadi panutan bagi generasi muda, sehingga ke depan dapat meminimalisir dampak buruk dari tersebarnya kaar bohong dan ujaran kebencian,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, sebagai sarana menunjukkan rasa cinta kepada sosok Gus Dur yang demikian dikagumi generasi muda, sejumlah pemuda lintas iman di kawasan Kecamatan Taman Sidoarjo, juga melakukan deklarasi.
Mereka bersepakat untuk terus melestarikan nilai adi luhur yang pernah dilakukan oleh Gus Dur. “Yang juga penting adalah keteguhan sejumlah anak muda ini untuk terus membumikan secara luas warisan sang guru bangsa tersebut dalam tatanan masyarakat sekitar,” pungkasnya. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)