Daerah

Habib Soleh Tegal ungkap Praktik Shalat Tarawih di Hadramut

NU Online  ·  Rabu, 14 Juni 2017 | 16:00 WIB

Tegal, NU Online 
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tegal, Habib Soleh Bin Ali Al Athos mengemukakan, terkadang masih ada yang meributkan jumlah rokaat tarawih. Sudah bukan jamannya meributkan masalah jumlah rakaat Shalat tarawih. 

"Mau delapan rokaat, mau dua puluh rokaat. Semuanya diniatkan ibadah kepada Allah SWT," kata Habib Soleh saat memberikan tausiyah pada peringatan Nuzulul Qur'an tingkat Kabupaten Tegal di Pendopo Rumah Dinas Bupati Tegal, Senin (12/6) malam. 

Malah, ungkap Habib, dirinya saat di hadromaut sudah bukan 20 rokaat lagi. Tapi dirinya melakukan shalat tarawih setiap malam ganjil dengan 100 rokaat. "Dan saya melakukan itu, karena hampir empat tahun saya disana (hadramaut)," ungkapnya.

Menurut Habib, Shalat tarawih di hadromaut setiap Masjid adzannya dilakukan bertahap. Yakni Ada yang jam 8 isya. Ada yang jam 9, ada yang jam 10, ada yang jam 11 dan yang terakhir Masjid Jami jam 12. Setiap satu Masjid 20 rokaat, selanjutnya pindah ke Masjid lainnya baru mulai tarawih dan seterusnya sampai Masjid kelima sehingga 100 rokaat. 

"Sudah tidak perlu meributkan hal-hal yang bersifat furu'iyah. Apalagi dalam kondisi Negara Indonesia yang masya Allah. Yang dibutuhkan adalah mari kita minta kepada Alloh agar Indonesia jadi Negara Baldatun Toyyibatun Warobun Ghofur," ajaknya.

Pengasuh Pesantren Ribath Nurul Hidayah Bedug, Pangkah itu menegaskan, seburuk apapun pemimpin, sekejam apapun pemimpin, sedholim apapun pemimpin. Alhamdulillah ada pemimpinnya. "Jika Tegal tidak ada Bupatinya bagaimana, Jika Indonesia tidak ada Presiden bagaimana?” ungkap Habib Soleh.

Maka ada yang mengatakan, "Shultonul Ghosum Khoirum Min Fitnatin tadhum". Sulthon yang dholim itu lebih baik dari pada kefitnahan atau kerusuhan, lebih utama pemimpin dholim dari pada tidak ada pemimpinnya. "Akan lebih baik dari pada tidak ada pemimpinnya, atau bisa dikatakan hancurnya seorang pemimpin maka akan hancurnya negeri ini. 

Hadir dalam acara tersebut, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal, KH Chambali Utsman, sejumlah ulama NU, Ketua PCNU, H Ahmad Wasyari, anggota Forkompimda, tokoh masyarakat dan ratusan anggota Banser. (Hasan/Fathoni)