Kota Banjar, NU Online
Masyarakat harus semakin dewasa dengan sejumlah perbedaan yang ada. Bahwa itu sebagai sebuah kewajaran, dan jangan menjadi terpecah belah. Apalagi terhadap hal sepele. Karena untuk tercapainya negara yang adil dan makmur harus kompak dan selalu bergandengan tangan.
Hal tersebut disampaikan Habib Umar Bafaqqih pada hari ulang tahun ke-36 Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Kegiatan juga dalam rangka memperingati Isra Mi'raj. Acara berlangsung di aula desa setempat dan dihadiri sejumlah kiai, sesepuh, santri, staf desa, paguyuban serta ratusan masyarakat sekitar, Ahad (25/3).
Kepala Desa Karyamukti Ajat Sudrajat menyambut hangat seluruh masyarakat dan hadirin serta mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi serta dukungan dari berbagai lapisan sehingga acara yang luar biasa dapat terlaksana. "Tanpa dukungan dari seluruh komponen masyarakat di desa, tidak akan ada acara yang gebyar," katanya.
Untuk memeriahkan acara ini juga diselenggarakan lomba shalawatan, olahraga, seni budaya serta tumpeng perwakilan dari setiap dusun. Dan puncaknya akan diadakan upacara pada Selasa (27/3). "Puncaknya tanggal 27 bulan ini dan melakukan upacara," ungkapnya.
Ajat yang merupakan Pengurus Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pataruman Kota Banjar juga merasa bangga mendapatkan kesempatan berkhidmah di Nadhlatul Ulama (NU). Karena menurutnya NU merupakan ormas yang sangat cinta tanah air, sehingga sudah sepatutnya untuk disyukuri.
Selanjutnya dia juga menyampaikan bahwasanya masyarakat di Karyamukti secara kultural mayoritas NU. Oleh karena itu Ajat berharap untuk kedepan bisa mengadakan kegiatan yang lebih besar lagi. "Saya merasa terpanggil dan akan terus semangat untuk berNU," tegasnya.
Habib Umar Bafaqqih dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa hidup manusia harus mencapai kebahagiaan. Kuncinya dengan selalu mendirikan shalat berjamaah. Oleh karena itu harus saling mengingatkan dan mengajak, terutama yang dipercaya menjadi imam mushalla maupun masjid. Jangan sampai seenaknya siap menjadi imam, namun tidak bisa memahami keadaan makmum. "Menjadi imam tidak mudah," ungkapnya.
Secara lebih mendalam terkait keutamaan shalat, Habib sampaikan salah satunya dengan melantunkan ayat Al-Qur'an yang dibaca ketika shalat jangan sembarangan. "Jangan hanya bermodalkan suara beken," katanya.
Sudah menjadi ciri khas Habib Umar dalam berdakwah selalu melantunkan shalawat Nabi yang diiringi grup hadrah. Seluruh jamaah yang hadir pun terlihat seperti terhipnotis dengan nikmatnya alunan shalawat yang dilantunkan.
Ada pesan mendalam untuk seluruh jamah untuk selalu rendah hati dan jangan sombong. "Jangan sembrono karena sembrono kerjaan setan," tukasnya.
Habib mendoakan hadirin supaya menjadi orang yang sukses dalam segala bidang demi mencapai negara yang baldatun thayibatun warabbun ghafur. Dia juga berpesan jangan sampai terpecah belah karena hal sepele. Karena untuk tercapainya negara yang adil dan makmur harus kompak dan selalu bergandengan tangan. "Tingkatkan kebersamaan," pungkasnya. (Wahyu Akanam/Ibnu Nawawi)