Daerah

Halaqah Pra-Konfercab NU Jombang Petakan Paham Anti-NKRI

NU Online  ·  Senin, 27 Maret 2017 | 10:20 WIB

Jombang, NU Online
Untuk yang ketiga kalinya jelang Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Jombang segenap panitia membahas persoalan aktual khususnya di Kota Santri. Sejumlah hasil pembahasan dimaksudkan sebagai bahan materi rekomendasi Konfercab. 

Kali ini penanggung jawab kegiatan pra Konfercab yang diinisiasi Lakpesdam NU gelar halaqah dengan tema Peta dan Bahaya Kelompok Anti-NKRI dan Pancasila di Jombang, Ahad (26/3) di aula Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Marwanto, Kasat Intelkam Polres Jombang yang didapuk menjadi salah satu pembicara menjelaskan selama ini dirinya tak menampik keberadaan kelompok-kelompok anti NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) berkembang di wilayah Jombang. 

Ia menyebutkan beberapa kelompok tersebut diantaranya Gafatar, HTI, FPI dan YKPP. Kelompok inilah yang pernah tumbuh membangun kekuatan massa di Jombang.

"HTI di Jombang memang ada bahkan sampai saat ini perkiraan 150 kepengurusan HTI. Dulu juga ada Gafatar di Jombang, bahkan ada sekretarisnya, selain itu YKPP. Kemudian FPI juga ada meski saat ini kepemimpinannya masih vakum, hanya 15 orang kepengurusannya," jelasnya.

Ia menambahkan, kelompok anti NKRI dan Pancasila secara umum bisa diketahui pola dakwah yang mereka pakai di lingkungan masyarakat, yang kesemuanya cenderung eksklusif, fanatik dan semacamnya. Menurutnya, beberapa kelompok yang diketahui di atas melakukan pendekatan-pendekatan dengan pola dakwah demikian.

"Adapun ciri-cirinya adalah mereka bersikap Intoleransi, fanatik, eksklusif, revolusioner cenderung menggunakan cara-cara kekerasan dan seterusnya," ujarnya di hadapan puluhan peserta halaqoh.

Beragam pola dakwah ini, lanjutnya, biasanya dipakai untuk menyerang berbagai objek pula. Selain ideologi, tatanan kemasyarakatan, pemerintahan juga terhadap perekonomian masyarakat. 

"Tidak hanya ideologi yang menjadi target mereka, namun juga integrasi masyarakat, ekonomi, pemerintahan," imbuh dia.

Untuk itu kegiatan halaqoh pra Konfercab dirasa sangat tepat untuk membangun sinergi antar berbagai pihak untuk bersama-sama menyelamatkan intervensi mereka di tengah-tengah masyarakat. 

"Kami minta dukungan NU agar kelompok radikal tidak berkembang di Indonesia khususnya di Jombang," ungkapnya.

Untuk diketahui Konfercab NU Jombang akan berlangsung pada 22-23 April 2017 mendatang di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. (Syamsul Arifin/Fathoni)