Daerah

Harga Kurudung Bordir Khas Sedan Terus Melambung

NU Online  ·  Jumat, 4 Juli 2014 | 07:30 WIB

Rembang, NU Online
Baru memasuki empat hari di bulan Ramadhan, harga kerudung bordir produk Sedan kabupaten Rembang hingga kini terus mengalami kenaikan. Selain tren, kenaikan harga disinyalir karena permintaan kepada pengrajin terus mendapatkan lonjakan sejak bulan Rajab hingga kini.
<>
Salah seorang perajin kerudung bordir dari desa Sulo kecamatan Sedan kabupaten Rembang A'an mengatakan, tingkat lonjakan mencapai 50 sampai 90 persen. Selain dari Jateng, permintaan datang juga dari sejumlah kota di Indonesia.

“Tren fashion juga turut memicu lonjakan penjualan saat bulan Ramadhan,” kata A’an.

Adanya tren kerudung baru yang memicu pembeli mengonsumsi produk baru, juga faktor lain yang meningkatkan jumlah permintaan. Guna mencukupi pasokan kebutuhan para konsumen, sejumlah perajin kerudung bordir memberlakukan kerja lembur bagi para pekerjanya.

Kerja lembur dimulai setelah sholat Tarawih kadang sampai pukul dua dini hari. Jika dengan lembur belum terpenuhi, maka perajin menambah jumlah pekerja untuk mencapai jumlah pesanan.

Menurut A'an, sejumlah perajin bahkan sampai menambah jumlah pekerja hingga 20 persen dari luar daerah. Namun lonjakan pesanan konsumen, juga dibarengi dengan kenaikan harga bahan baku. Harga kain jenis lycra misalnya naik sebesar Rp 1.000 per kilogram dari Rp 55.000 menjadi Rp 56.000.Meskipun demikian, para perajin masih diuntungkan dengan stabilnya harga benang, ujar A’an.

Sejumlah perajin juga mengaku sedang dibayangi rencana Pemerintah yang akan menaikkan tarif dasar listrik non-rumah tangga. Pasalnya sebagian besar para perajin kerudung khas Sedan menggunakan tenaga listrik dalam produksi. (Ahmad Asmu'i/Alhafiz K)