Hasil Penelitian Kemenag, Manasik Haji Paling Bagus di Jatim
NU Online · Rabu, 30 Desember 2015 | 12:59 WIB
Jakarta, NU Online
Kementerian Agama terus berkomitmen dalam perbaikan penyelenggaraan ibadah haji. Kali ini kualitas manasik haji menjadi perhatian sebagai salah satu indikator keberhasilan. Bersama Badan Litbang dan Diklat, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) melakukan penelitian terhadap proses manasik haji yang selama ini dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kantor Kemenag Kabupaten / Kota.
<>
Dirjen PHU Abdul Djamil menekankan bahwa harus ada upaya sungguh-sungguh untuk menjembatani antara lembaga penelitian dengan lembaga penentu kebijakan.Â
âKebijakan yang ideal harus diawali dengan surveiâ. Demikian disampaikan Djamil saat membuka seminar hasil penelitian manasik Haji di Hotel Balairung Jakarta, Selasa (29/12) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.
Tim peneliti menyampaikan hasil indeks nasional bimbingan manasik haji 58,2, provinsi Jawa Timur memiliki indeks tertinggi 74,2, terendah Kalimantan Selatan 38,8.Â
âIndeks ini menunjukkan tingkat pelaksanaan dari bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KUAâ papar Abdul Jamil selaku ketua tim.
âTerdapat lima dimensi yang diukur, sarana dan prasarana menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan bimbingan manasik haji,â tambah Jamil.
Manasik haji merupakan proses pembelajaran yang dilakukan jemaah calon haji sebelum melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi. Manasik Haji secara umum berisikan simulasi pelaksanaan ibadah haji sejak niat, mengenakan kain ihram, miqat, thawaf, sai, tahalul serta doa dan ritual lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian Kehidupan Beragama Muharam Marzuki menyampaikan bahwa Manasik haji yang dilakukan selama di Tanah Air merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberhasilan seorang jemaah dalam menjalankan ibadah haji.Â
âMelalui penelitian ini, ingin dilihat apa yang sudah dilakukan KUA di kecamatan dan Kankemenag dalam melakukan pembinaan hajiâ lanjut Muharam.
Penelitian yang melibatkan 103 KUA dipilih secara acak dari 33 provinsi ini dilakukan dalam kurun waktu Oktober dan November 2015 dengan cara wawancara langsung dengan para pelaku bimbingan dan jemaah haji saat pulang dari Arab Saudi.Â
Penelitian ini memberikan rekomendasi perlunya sertifikasi pembimbing ibadah haji, penambahan waktu bimbingan dan juga menekankan pada aspek spiritual disamping aspek fiqih dan regulasi. Red: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
3
Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Tanggapi Masa Sulit dengan Ilmu
4
Ketua PBNU Nilai BPKH Penting Tetap sebagai Lembaga Independen
5
Tidak Hanya Pelajar, BGN juga Targetkan MBG Menyasar Ibu Hamil dan Menyusui
6
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
Terkini
Lihat Semua