Haul Massal, Wujud Persatuan Warga Karanganyar
NU Online · Kamis, 28 November 2013 | 04:00 WIB
Jepara, NU Online
Warga Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Rabu dan Kamis (27-28/11), menggelar haul massal dan pengajian umum. Acara yang dipusatkan di makam desa setempat ini dimaksudkan untuk menghormati para leluhur, serta wujud persatuan antarwarga Karanganyar.
<>
“Alhamdulillah adanya haul massal ini menambah barokah pada warga desa. Terutama dalam hal persatuan dan kesatuan apalagi desa ini baru saja mengadakan pilpet (pemilihan petinggi desa). Kita semua berdoa agar persatuan dan kebersamaan tetap terjalin baik,” papar ketua panitia, Mashur, kepad NU Online.
Dia menjelaskan, haul massal ini sudah digelar selama kurang lebih 16 tahun. Mulanya warga mengadakan acara haul sendiri-sendiri, namun karena dianggap bermanfaat, acara rutinan ini pun dipersatukan dalam satu waktu, yaitu setiap Kamis terakhir bulan Muharram.
Mashur yang juga modin Desa Karanganyar mengatakan, rangkaian haul massal diawali dengan kegiatan tahtimul qur’an, dilanjutkan dengan tahlil bersama di makbaroh (makam). Puncak acara yaitu digelar pengajian Umum dan juga pemberian santunan kepada anak-anak yatim.
“Bulan Muharram merupakan bulan mulia oleh karena itu kita juga memberikan santunan pada 15 anak yatim. Adapun pengajian mendatangkan dai dari luar daerah,” tambah Mashur.
Mengenai biaya pelaksanaan acara, selain dari swadaya masyarakat Karanganyar, pihak pemerintah desa juga memberi dana stimulant untuk kesuksesan acara haul dan pengajian. Dana santunan diperoleh dari kalangan berpunya (aghniya’) dan sumbangan dari warga secara sukarela.
Dalam acara Haul Massal itu digelar tahlilan bersama yang dipusatkan pada cungkup makam cikal bakal yaitu Den Ayu Ndaru dan Surti. Diyakini mereka berdua merupakan putri trah kerajaan Mataram yang mengembara sampai ke Desa Karanganyar.
Sementara itu Slamet Arifin dan Suntono warga desa Karanganyar mengatakan, haul massal layak diperhatikan kelestariannya. Selain sebagai sarana mendoakan orang tua yang telah tiada, kegiatan ini menjadi wahana pemersatu warga desa. Semua warga berkumpul dan duduk bersama di makbaroh sehingga kelihatan guyub rukun satu sama lain. Mulai dari anak-anak , remaja sampai orang tua semua hadir di makam,
“Ya kami sangat setuju acara ini terus digelar, apalagi ditambah dengan acara pengajian dan santunan yatama (para yatim) sehingga acara tambah meriah,” kata Suntono. (Muin/Mahbib)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
3
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
4
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
5
Gencatan Senjata Israel-Hamas
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua