Daerah

Haul Mbah Ma'shum Lasem, Ada Acara Jagong Gayeng Santri

Sel, 10 Maret 2020 | 08:30 WIB

Haul Mbah Ma'shum Lasem, Ada Acara Jagong Gayeng Santri

Obrolan santri di acara Haul Mbah Ma'shum Lasem, Rembang (Foto: NU Online/Asmui Habibi)

Rembang, NU Online
Peringatan haul KH Ma'shum Achmad Saputro yang diselenggarakan oleh keluarga besar Pesantren Kauman Lasem puncaknya akan dilaksanakan pada Selasa (10/3) malam.
 
Sebagai acara pembuka, komunitas Obrolan Santri (OS) menggelar jagong gayeng bersama ratusan santri Pesantren Kauman Lasem Senin(9/3) malam, di Aula Pondok yang berlokasi di Desa Karangturi kompleks Pecinan Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
 
Dalam obrolan tersebut, menghadirkan sejumlah kiai dan tokoh yang dapat bercerita tentang kisah gembong kiai Lasem itu. Seperti KH Adib Bisri Hattani, KH Ahmaf Sidiq, dan KH Lutfi Thomafi yang sudah sebagai penulis buku biografi singkat Mbah Ma'shum, serta KH Zaim Ahmad Ma'shum atau yang biasa di kenal dengan Gus Zaim, yang merupakan cucu tokoh besar itu.
 
Gus Zaim bercerita singkat kebiasaan kakeknya yang suka mengajar ngaji dengan cara dibacakan sebuah kitab kemudian para santri diminta untuk menirukan, setelahnya santri diminta menjawab pertanyaan. Tradisi tersebut diteruskan oleh Gus Zaim sampai sekarang.
 
Dalam penyampaian kurang lebih 30 menit itu, Gus Zaim bercerita keramat Mbah Ma'shum. Salah satu keramatnya yaitu, suatu ketika ada seorang santri yang mengaji kurang lebih selama 20 tahun hanya bertugas mengisi jeding (tempat penampungan air di kamar mandi) dan tidak pernah mengaji. Tetapi, sekarang punya pondok, dan madrasah yang cukup megah di sebuah daerah di salah satu kabupaten di Jawa Tengah.
 
"Ini tidak bisa dipikir menggunakan logika, jika ada seorang santri selama 20 tahun mengaji satu kali, lalu seterusnya di tugasi oleh Mbah untuk mengisi jeding tapi sekarang punya pondok, orangnya masih hidup sampai sekarang, kira-kira usia sekitar 80 tahun tapi juga ada santri yang baru dua kali ngaji kemudian disuruh pulang, kemampuannya juga luar biasa," kata Gus Zaim.
 
Gus Zaim pun mengaku tercengang dengan kenyataan itu, lantaran memiliki pondok dan santri, juga dari berbagai daerah. 
 
"Saya sangat heran sekali karena beliau itu dulunya ngajinya sangat jarang. Bahkan, bisa dibilang gak pernah. Tetapi ilmunya bermanfaat. Dan sebetulnya masih banyak sekali cerita Mbah Ma'shum," bebernya.
 
Salah satu penggagas dan konseptor terbentuknya komunitas Obrolan Santri Moch Tijani Abu Naim mengatakan, sebuah kebanggaan dapat berpartisipasi dalam haul Mbah Ma'shum dan para masyayikh Lasem.
 
"Acara ini diadakan atas kerja sama antara panitia Haul Mbah Ma'shum dan komunitas Obrolan Santri dan grup Hadroh Jam'iyah Maulid Kubro (JMK)," bebernya.
 
Saat disinggung mengenai profil komunitas komunitas ia menegaskan, jika komunitasnya merupakan perkumpulan pemuda pemudi santri sebagai upaya penjaga tradisi Nahdlatul Ulama.
 
"Acara ini sejatinya dimaksudkan untuk menguatkan komitmen kaum santri untuk tetap menjunjung tinggi marwah kiai sebagai pusat otoritas keilmuan tradisi Santri, termasuk marwah Mbah Ma'shum Lasem.
 
Pada puncak acara yang akan diselenggarakan pada Selasa malam  akan diisi dengan acara bershalawat yang akan dihadiri sejumlah ulama besar seperti Habib Muhammad Lutfi bin Yahya, Habib Umar Al Muthohhar, KH Syihabudin Achmad Ma'shum, Habib Zainal Abidin Assegaf bersama gurp Az-Zahir, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, dan Bupati Rembang H Abdul Hafidz. 
 
Kontributor: Asmui Habibi
Editor: Abdul Muiz