Daerah

Hawa Nafsu Ibarat Anak Kecil yang Menyenangkan

Sen, 8 Juli 2013 | 13:21 WIB

Pekalongan, NU Online
Diantara hikmah orang berpuasa, yakni melatih hawa nafsu kita agar dapat dikendalikan. Hal tersebut akan menjadi tantangan berat, sebab nafsu diibaratkan seperti anak kecil yang menyenangkan.
<>
“Nafsu itu seperti anak kecil, tawa tangisnya bahkan pipisnya menyenangkan,” terang Rais A’am Jam’iyyah Ahlith Thoriqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman), Habib Muhammad Luthfi Ali bin Yahya, Sabtu (2/5) malam lalu, di Pesantren Nahjul Hidayah Capgawen Utara, Kedungwuni Timur, Kab. Pekalongan.

Dia juga mengajak kepada ribuan jamaah yang hadir, untuk mensyukuri dan mempersiapkan sebaik mungkin kedatangan bulan Ramadlan, yang sudah di ambang mata.

Dalam momentum Akhirussanah Pesantren yang diasuh KH Izzurohman Khozin tersebut, Habib Luthfi juga menyinggung tentang adab murid terhadap guru. Menurutnya bagaimana seorang murid dapat mendapat ilmu yang bermanfaat, kalau ia melupakan gurunya.

“Terkadang kita keluar kampung untuk pesantren atau kuliah, akan tetapi setelah pulang ke kampung kita melupakan guru yang mengajar alif ba ta dan pasolatan. Kita lupa dengan guru SR (sekarang SD). Bagaimana bisa manfaat ilmu kita?”

Manurut Habib Luthfi, termasuk sesuatu yang ajaib apabila ada seorang murid yang menyebut, itu bekas guruku. Selamanya para kiai dan guru harus tetap kita hormati. Hal tersebut, menurutnya juga dapat ditarik pada konteks nasionalime dan cinta kepada Nabi.

“Silahkan, mengagumi kemodernan atau tokoh bangsa lain, tapi jangan lupa akan kebesaran tokoh bangsa ini,” tandasnya.

Di akhir ceramah, Habib Luthfi bersama jamaah melantunkan lagu ‘Cinta Indonesia’, diiringi tabuhan rebana. Merah putih melekat di dada/ Disinari pancaran imannya/ Di manapun ia berada/ tetap cinta Indonesia//


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin