Daerah

Ini Sejumlah Ciri Khas Santri menurut D Zawawi Imron

Ahad, 21 April 2019 | 16:45 WIB

Ini Sejumlah Ciri Khas Santri menurut D Zawawi Imron

D Zawawi Imron pada tasyakuran kelas akhir di MAUWH Tambakberas.

Jombang, NU Online
Ada sejumlah ciri yang akan membedakan antara mereka yang berpredikat sebagai santri dengan kalangan lain. Yang utama adalah memiliki etos belajar tinggi dan bertutur kata dengan kalimat indah.

Penegasan ini disampaikan D Zawawi Imron. Penyair nasional tersebut menyampaikan pesannya pada Muwadaah dan Tasyakuran Kelas Akhir Madrasah Aliyah Unggulan KH Abd Wahab Hasbulloh (MAUWH) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (20/4). 

Dalam pandangan penyair yang dikenal dengan sebutan Sang Celurit Emas itu, santri adalah mereka yang belajar kalimat suci dan indah yaitu Al-Qur’an. Karena seperti diketahui, kitab suci umat Islam tersebut keindahannya tidak tertandingi.

“Karena itu  para santri harus bertutur santun dan kalimat yang disampaikan indah,” ungkap kiai yang kini tinggal di Sumenep tersebut. 

Akhlak itu menjadi pembeda karena para santri meniru kiai serta ulama. “Dan kiai juga meniru apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW,” jelasnya. 

Di hadapan para undangan, ratusan wisudawan dan wali murid tersebut, Zawawi Imron juga mengemukakan alasan KH Abd Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab menyatakan hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air sebagai bagian dari iman. 

“Karena tidak ada alasan untuk tidak cinta tanah air,” jelas peraih sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri ini. 

Namun demikian, komitmen cinta tanah air harus dibuktikan dengan perilaku nyata. Seperti dengan tidak berbuat maksiat, menebar kebencian di negeri sendiri, dan sejenisnya. “Bagi Mbah Wahab, tanah air bukan semata ibu pertiwi, tetapi juga sajadah kita,” urainya. Oleh sebab itu tidak ada kamus memberontak di kalangan santri, lanjutnya.

Hal menonjol yang juga tidak boleh hilang bagi setiap santri adalah tingginya etos belajar. “Barangsiapa yang malas belajar di waktu muda, bertakbirlah empat kali atas kematiannya,” katanya mengutip pernyataan Imam Syafii. 

Tidak berhenti sampai di situ, Zawawi Imron juga memberikan penegasan terkait anak muda yang tidak memiliki semangat belajar. “Mereka adalah anak yang gagal dilahirkan oleh ibunya. Dengan demikian, santri yang malas belajar tidak layak untuk hidup,” tegasnya.

Di akhir orasi budayanya, Zawawi Imron membacakan puisi berjudul Ibu yang mampu menghipnotis hadirin. Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengajak hadirin untuk membacakan shalawat demi kejernihan rohani. (Ibnu Nawawi)