Daerah JIHAD PAGI

Inilah di Antara Kebahagiaan Menjadi Warga NU

Ahad, 5 Mei 2019 | 11:30 WIB

Inilah di Antara Kebahagiaan Menjadi Warga NU

KH Anwar Zuhdi, Mustasyar PCNU Pringsewu

Pringsewu, NU Online
Saat menjadi pemateri Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) dengan pembahasan Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghazali, Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi mengungkapkan beberapa bentuk kebahagiaan menjadi warga NU.

"Enaknya jadi warga NU itu pertemanannya bukan hanya saat di dunia saja. Sampai meninggal dunia juga masih tetep diurusi masih jadi teman sejati. Dikirim doa, dikhauli, diyasini" ungkap Abah anwar, panggilan karibnya saat Jihad Pagi yang rutin dilaksanakan di Aula Gedung NU Kabupaten Pringsewu, Ahad (5/5).

Memiliki hubungan baik dengan sesama manusia dan bergaul dengan akhlak yang baik selalu menjadi poin penting yang dikedepankan warga NU. Warga NU tidak sombong dan merasa paling benar, paling suci terkait ibadah yang dilakukan.

"Apa gunanya rajin ibadah namun menganggap orang lain rendah? Kenapa hablun minallah diperkuat namun menciderai hablun minannas? Padahal Rasul menegaskan bahwa sempurnanya imannya orang yang beriman adalah bagus budi pekertinya. Baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia," tegasnya.

Saat ini lanjut Abah Anwar, banyak orang yang lupa akan jati diri manusia yang hanya makhluq ciptaan Allah. Banyak yang mengagungkan diri sendiri dengan mendewakan akal pikirannya. Harusnya manusia sadar bahwa semua makhluk Allah berasal dariNya dan akan kembali pula padaNya.

"Semua makhluk Allah akan hancur. Tidak ada yang perlu dibanggakan. Banyak orang hancur karena kesombongan dan tidak ingat serta sadar akan hal ini," tegasnya.

Masuk surganya Allah lanjutnya, bukan hanya karena banyaknya ibadah yang dilakukan selama hidup di dunia. Manusia masuk surga menjadi hak prerogatif Allah SWT. Manusia hanya berusaha dan rahmat serta ridho Allah lah yang akan menghantarkan manusia ke surgaNya.

"Jadi jangan bangga, jangan sombong karena merasa paling banyak ibadahnya. Menyepelekan orang lain dan memandang rendah kepada semua," katanya.

Dalam hal ibadah ini manusia hanya berusaha untuk menjadi hamba yang taat terhadap perintah Allah. Karena memang tugas utama diciptakan manusia adalah beribadah. Jangan sampai kita tidak ingat dan lepas dari dzikir kepada Allah.

"Salah satu faktor orang tidak selamat itu karena tidak eling kepada Allah. Kalau hati kita terpaku dan ingat terus kepada Allah, insyaallah kita akan terjaga dari hal-hal yang dilarang Allah SWT," pungkasnya. (Muhammad Faizin)