Jombang, NU Online
Manusia tidak akan bisa hidup tanpa tergantung pada orang lain atau makhluk lain. Manusia selalu membutuhkan kerja atau manfaat orang lain atau makhluq lain. Karena itu kegiatan silaturahim sangat dianjurkan di dalam agama Islam.
<>
Berkaitan dengan hal tersebut, KH Taufiqurrahman Muchid, Mustasyar PCNU Jombang, saat dikunjungi jajaran pengurus MWC dan Ranting Jombang Kota, pada Senin (04/08/2014) menyampaikan perihal berkaitan dengan silaturahim, yang menurutnya ada 2 (dua). Pertama, silaturahim umum dan; kedua, silaturahim khusus.
Lebih lanjut Kiai Taufiq mengatakan, silaturahim umum adalah seseorang dengan orang yang tidak memiliki kekerabatan. Misalnya, silaturahimnya seorang santri kepada gurunya yang tidak punya hubungan kerabat, yang bertujuan untuk tabarukkan, (ngalap berkah, Jawa), atau silaturahimnya seorang kepada teman-nya.
"Silaturahim umum ini bukan yang dimaksud oleh hadist qothi'urrahimi la yadhulul jannah (pemutus tali silaturahim tidak akan masuk surga),” katanya.
Jadi, dia menerangkan, jika ada dua orang yang tidak memiliki ikatan saudara (ayah, anak, kakek, paman, saudara misan dst) pernah kenal, lalu tidak lagi menjalin silaturahim, bukan termasuk yang dimaksud oleh hadist ini.
Sedangkan yang kedua, menurut Kiai Taufiq, adalah silaturahim khusus, yaitu silaturahim kepada orang yang memiliki ikatan saudara. Silaturahim ini yang dimaksud oleh hadist tersebut. "Siapapun yang memutus tali silaturahim yang model ini, maka tidak bisa masuk surga, atau kalau bisa masuk surga akan mengalami siksaan terlebih dahulu," katanya. (musabdilla/abdullah alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua