Solo, NU Online
Tak jauh dari tempat terjadinya kebakaran Pasar Klewer, dilaksanakan acara pembagian telur. Namun, pembagian ini dilakukan bukan karena terjadi musibah kebakaran, melainkan sudah menjadi tradisi Keraton Surakarta dalam menyambut datangnya bulan Maulud dan perayaan Sekaten.
<>
“Ini rutin dilakukan setiap Sekaten. Jumlahnya itu seribu telur kamal dan sirih untuk masyarakat, ini dalam rangka pelestarian,” ujar Ketua Pelaksana Maleman Sekaten, KRMH Satryo Hadinagoro, Senin (29/12).
Sebelum dibagikan, terlebih dahulu, ribuan telur (Jawa: tigan) dan sirih itu dibawa dari Keraton dengan dikawal Prajurit Sorogeni, Prawira Anom dan Jayeng Astro dengan kostum dan senjatanya masing-masing.
Tigan kamal bermakna, jika manusia itu ada tiga kejadian yaitu lahir, lakon, dan layon. Jika orang sudah ingat ketiga kejadian ini maka akan tahu jika yang dibawa pulang atau meninggal itu amalan, jika membawa itu makanya akan rahayu.
Sedangkan kinang atau ramuan yang terdiri dari daun sirih, kapur injet dan gambir melambangkan rukun Islam, karena disitu terdapat berbagai rasa. Yaitu, manis, asin, masam, pedas, pahit dan sepet.
“Kinang itu mewujudkan rukun Islam. Kadi setelah menjalankan rukun Islam ini maka akan mendapatkan keselamatan dunia akhirat,” sambungnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Penjelasan Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan, Tepat pada Lailatul Qadar?
2
Khutbah Jumat: Ramadhan Momentum Lestarikan Lingkungan
3
Hukum Jamaah dengan Imam yang Tidak Fashih Bacaan Fatihahnya
4
Kisah Unik Dakwah Gus Mus di Pusat Bramacorah hingga Kawasan Lokalisasi
5
Jangan Keliru, Ini Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
6
194.744 Calon Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji, Masih Ada Sisa Kuota Haji 2024
Terkini
Lihat Semua