Padang Pariaman, NU Online
Sudah saatnya umat Islam mengambil hikmah dari kegaduhan yang tengah terjadi di DKI Jakarta. Kegaduhan yang dipicu pernyataan Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajak kita untuk kembali belajar memahami Al-Qur’an. Peristiwa tersebut membuat orang memperdebatkan dan menggali kembali dari ayat Al-Qur’an yang dipermasalahkan.
Wakil Rais Syuriah PC Nahdlatul Ulama Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Saleh mengungkap hal itu, Sabtu (26/11) pada Dzikir dan Doa Bersama Tolak Bala di Masjid Agung Syekh Burhanuddin, Ulakan, Kabupaten Padangpariaman.
Menurut Zulhamdi, dengan pelaksanaan tolak bala (menolak musibah) ini mudah-mudahan negara dan bangsa Indonesia terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.”Indonesia diharapkan tetap damai, tenang dan jauh dari kegaduhan yang dapat mengancam dari keselamatan bangsa Indonesia,” kata pengasuh di Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Zulhamdi, sudah saatnya kembali meningkatkan penghormatan kepada guru dengan berziarah dan melalui ziarah tersebut dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Pelaksanaan pembacaan Ratib Al-Hadad (ratib tulak bala/musibah) semakin ramai dihadiri umat Islam. Umat semakin menyadari pentingnya melakukan ratib tolak bala untuk berlindungan kepada Allah dari musibah yang akan mendatangkan kesengsaraan bagi umat.
Sedangkan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Padang Pariaman Fauzan Ahmad menyebutkan, kegiatan diawali dengan ziarah ke makam Buya Ungku Saliah Kiramat di Sungai Sariak sekitar pukul 9.00 WIB pagi. Selanjutnya pukul 13.30 WIB dilaksanakan ziarah ke makam Hadaratusy Syeikh Burhanuddin Ulakan.
Menurut Fauzan, sekitar pukul 16.00 WIB usai shalat ashar berjamaah di mesjid Agung Syeikh Burhanuddin dilanjutkan pembacaan Ratib Al-Hadad (ratib tulak bala ). Zikir dan doa bersama dipimpin Wakil Rais Syuriah NU Padang Pariaman Syeikh Muda Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Sholeh.
Dikatakan Fauzan, tujuan acara adalah sebagai rasa berbangsa terhadap situasi negara kita yang tidak stabil. Selaku warga negara yang baik tentunya tidak ingin bangsa ini tepecah-belah. Karena itu kesatuan dan keutuhanNKRI adalah harga mati. (armaidi tanjung/ abdullah alawi)