Daerah

IPPNU Probolinggo Dilatih Rias Pengantin

NU Online  ·  Selasa, 26 Mei 2015 | 01:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Sedikitnya 30 orang santriwati pondok pesantren yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo mendapatkan pelatihan keterampilan berupa tara rias pengantin dari Kantor Pemuda dan Olahraga (Kanpora) Kabupaten Probolinggo, Jum’at hingga Ahad (22-24/5).
<>
Selama pelatihan, para pengurus dan anggota IPPNU ini mendapatkan teori dari narasumber Nice Salon dari Kota Probolinggo. Selanjutnya mereka praktik langsung rias pengantin Jawa dan rias pengantin muslimah menggunakan jilbab.

Kepala Kanpora Kabupaten Probolinggo Syafi’uddin mengungkapkan pelatihan keterampilan rias pengantin ini dilakukan dalam rangka memfasilitasi pemuda dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki, termasuk pengembangan kewirausahaan sehingga pemuda yang merupakan aset daerah bisa muncul ke permukaan.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan keterampilan rias pengantin bagi santriwati agar dapat berwirausaha secara mandiri. Dengan demikian dapat menciptakan lapangan kerja baik untuk diri sendiri dan masyarakat sekitarnya,” ujarnya.

Menurut Syafi’uddin, dengan pelatihan ini santriwati yang ada di pondok pesantren tidak hanya bisa menuntut ilmu agama saja, tetapi nanti juga memiliki bekal untuk menjadi seorang wirausaha di bidang rias pengantin. Sebab saat ini peluang rias pengantin sangat besar untuk bisa dikembangkan secara maksimal.

“Harapannya, walaupun berada di pondok pesantren, santriwati bisa membuka peluang usaha di bidang rias pengantin. Semakin maju zaman, maka keberadaan rias pengantin sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Sementara Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Lika Kurniawati menyambut baik pelatihan rias pengantin tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bisa menambah ilmu para pengurus dan anggota agar bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya.

”Semoga kegiatan ini bisa memotivasi agar para pengurus dan anggota IPPNU bisa memaksimalkan potensi dan keahliannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga nantinya mampu hidup mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)