Jaga Tradisi, Ansor Pacitan Gelar Sepak Bola Api Brojo Geni
NU Online · Rabu, 14 Oktober 2015 | 12:00 WIB
Pacitan, NU Online
Ada banyak cara dilakukan untuk memeriahkan datangnya tahun baru Islam. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh keluarga besar GP Ansor Pacitan yang menggelar Gebyar 1 Muharram 1437 H dengan tema ‘Islam Nusantara: Agama yang berbudaya, budaya yang beragama’, Selasa malam (14/10) di kawasan wisata pantai selatan Pacitan, Jawa Timur.<>
Khoirul Anam, Ketua GP Ansor Pacitan mengatakan, pihaknya sengaja memperingati tahun baru hijriyah dengan menggelar pagelaran budaya karena didasari rasa keprihatinan atas banyaknya kebudayaan lokal yang mulai hilang tergeser kemajuan zaman.
"Kami ingin mengangkat dan menampilkan kembali kearifan lokal seperti sepak bola api Brojo Geni dan pembacaan Sholawat Khataman Nabi yang biasa dilakukan oleh para sesepuh terdahulu saat datangnya tahun baru hijriyah," katanya dihadapan ratusan anggota banser dan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, ditampilkan permainan sepak bola api brojo geni yang dilakukan oleh para santri dari Pondok Tremas Pacitan. Sebelumnya para santri telah melakukan tirakat dengan berpuasa selama seminggu dan telah melewati serangkaian proses latihan.
Permainan sepak bola api brojo geni dilakukan layaknya pertandingan futsal. Tetapi mereka tidak menggunakan sepatu. Bola yang digunakan merupakan bola khusus yang terbuat dari sabut kelapa. Kemudian bola api itu direndam ke dalam minyak tanah dan disulut api hingga terbakar. Butuh kemampuan khusus untuk memainkan permain ala pesantren itu. Mereka yang pemberani yang sanggup berebut bola dan menendangnya ke gawang.
Antusias pemain dan penonton sepak bola api cukup besar sehingga pertandingan berlangsung dengan semarak. Selama permainan berlangsung, dibacakanlah sholawat dan syi’iran Jawa yang dibawakan oleh jam’iyyah sholawat dari MWCNU Kecamatan Kebonagung Pacitan.
Menurut Agus Susanto salah satu panitia mengatakan, filosofi permainan bola api yang diajarkan oleh kiai kepada para santrinya mempunyai makna yang dalam. Ketakwaan dilambangkan dengan puasa sebelum memulai permainan, pengendalian nafsu dilambangkan dengan bola api yang selalu menyala dan berbuat baik kepada sesama yang dilambangkan kerjasama saling menghargai antar-pemain. (Zaenal Faizin/Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua