Daerah

Jalsah Rajabiyah, Cara Ansor di Sumenep Perkuat Semangat Perjuangan

Sel, 26 Maret 2019 | 11:00 WIB

Jalsah Rajabiyah, Cara Ansor di Sumenep Perkuat Semangat Perjuangan

Jalsah rajabiyah oleh MDS RA PAC GP Ansor Gapura, Sumenep.

Sumenep, NU Online
Sejumlah kegiatan diselenggarakan Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor (MDS RA) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gapura, Sumenep, Jawa Timur. Jalsah  Rajabiyah 1440 H yang diselenggarakan di aula Aswaja Kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Gapura sebagai puncak kegiatan.

“Jalsah Rajabiyah ini merupakan agenda puncak dengan bentuk seminar penguatan ke-NU-an di hari lahir ke-96 NU dengan tema mempertegas jati diri dan arah perjuangan Nahdlatul Ulama,” kata Ketua MDS RA Gapura, Wafi Dhimyati, Senin (25/3).

Menurut Gus Wafi, sapaan akrabnya, selama sepekan pengurus mengadakan sejumlah kegiatan. “Mulai bakti sosial, kajian keislaman, dan tawassulan. Jalsah rajabiyah ini merupakan puncak dari agenda kami dalam rangka ikut berpartisipasi memperingati harlah ke-96 NU,” jelasnya.

Ketua PAC GP Ansor Gapura, Marzuki tidak menyangka kader NU akan demikian antusias, sampai aula penuh. “Alhamadulillah kami bersyukur sekali, semoga ini barakah, dan menjadi nilai pengabdian kami," katanya.

Jalsah rajabiyah bertujuan memperkuat ideologi kader Ansor dalam ber-NU agar sejalan dengan alur yang digariskan.
"Seminar merupakan penguatan jati diri kepada kader Ansor khususnya dan kader NU lainya supaya tetap dalam satu komando seperti digariskan Nahdlatul Ulama,” imbuhnya.

Kiai A Warist Umar yang bertindak sebagai narasumber menyampaikan pola gerakan dakwah kader NU di era milenial ini menggunakan tiga strategi. “Pertama adalah tazawaru ba'dluhum ba'dla, kedua adalah tawashau bil haqqi watawashau bis shabri, dan ketiga yakni taqarrub ilallah,” kata instruktur nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) tersebut.

Pola gerakan yang harus dilakukan para kader bukan dengan kekerasan, tetapi menggunakan tiga pola gerakan. “Pertama adalah gerakan saling mengunjungi satu dengan yang lain atau tazawaru ba'dluhum ba'dla,” ungkapnya. 

Atau pakai gerakan kedua yakni saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran atau tawashau bil haqqi watawashau bis shabri. “Atau yang terakhir dengan cara mendekatkan diri kepada Allah atau taqarrub ilallah,” jelasnya.

Dirinya berkeyakinan, jika tiga hal tersebut dipraktikkan, maka tidak akan ada kekerasan dalam beragama. "Kalau tiga pola itu dipraktikkan, saya yakin tidak ada kekerasan dan paksaan dalam beragama," tandasnya.

Acara ditutup doa KH Moh Ma'ruf yang juga sebagai Rais MWCNU Gapura. (Ibnu Nawawi)