Daerah TRADISI NU

Jangan Lupa Tawassul Sebelum Acara, Surat Al-‘Ashr Setelah Acara

Sen, 29 September 2014 | 22:00 WIB

Balikpapan, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan KH Moch. Anas Mochtar mengingatkan para pengurus NU dan tokoh-tokoh NU agar mempertahankan tradisi-tradisi yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama. Salah satunya tradisi saat membuka dan menutup acara-acara tertentu.
<>
"Saya mengingatkan dan mengimbau kepada seluruh pengurus NU dan tokoh-tokoh NU agar ketika membuka dan menutup acara tidak mengabaikan tradisi yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama," ujar Kiai Anas Mochtar dalam pembukaan Sarasehan Nasional tentang Keagamaan, Keummatan dan Kebangsaan yang digelar oleh PWNU Kalimantan Timur di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan, Rabu (24/9).

Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien itu menyampaikan, sepadat apapun rangkaian acara yang disusun, hendaknya tetap melaksanakan tradisi yang sudah menjadi ciri khas NU. Diantaranya, pertama adalah tawassul kepada Rasulullah SAW, para nabi, ulama, auliya dan pendiri-pendiri NU. Kemudian mengawali acara dengan pembacaan shalawat seperti Burdah dan lainnya.

"Ini yang ingin saya tekankan kepada pengurus NU dan generasi NU di masa yang akan datang. Jangan pernah melupakan itu," tandasnya.

Kiai yang juga Ketua MUI Balikpapan Bidang Fatwa itu menambahkan, di akhir acara hendaknya ditutup dengan pembacaan shalawat Badar, dilanjutkan dengan surah al-'Ashr, dan Hamdalah. "Saya ingat sekali pesan tokoh-tokoh NU dahulu. Bila menutup acara, tutup dengan membaca al-'Ashr bersama-sama, kemudian Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin", pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Nasional tersebut, antara lain, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi, Wakil Ketua PP Lakpesdam PBNU Prof. Dr. M. Mas’ud Said, Ketua PWNU Kaltim KH Muhammad Rasyid, sejumlah Pengurus Wilayah NU Kaltim lainnya, dan perwakilan PCNU se-Kaltim (Kalimantan Timur) dan Kaltara (Kalimantan Utara). [‘Abdurrohim/Abdullah Alawi]