Daerah

Jumlah Tenaga Perawat Jenazah Minim

NU Online  ·  Ahad, 3 November 2013 | 09:08 WIB

Karanganyar, NU Online
Jumlah tenaga perawat jenazah yang benar menurut syar’i di pedesaan terbilang minim. Sejumlah institusi keagamaan seperti NU, bazis (Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqoh), MUI, Kementerian Agama perlu menggelar kursus perawatan jenazah.
<>
Demikian dikatakan Ketua Baziz Karanganyar, Jawa Tengah Abdul Mu’id, Sabtu (2/11). Bazis Karanganyar sendiri sudah memulai kursus itu di Masjid Agung Karanganyar. Kursus ini nantinya keliling ke 17 kecamatan yang ada di Karanganyar.

Kelangkaan jumlah ini harus segera ditanggulangi. Karena, perawatan jenazah dengan benar secara syar‘I membutuhkan tenaga khusus yang terampil dan terlatihan, kata Mu‘id.

Masjid dan sekolah-sekolah agama, lanjut Mu‘id, perlu dijadikan pusat kursus pelatihan jenazah. Dua wadah itu strategis untuk menjaring tenaga-tenaga muda yang terampil dan potensial.

Masyarakat termasuk pemuka agama, orang tua, guru-guru sekolah agama, dan juga kementerian agama terbilang abai dalam hal pengajaran cara mengurus jenazah. Tata cara perawatan jenazah semestinya dikenalkan sejak dini. Karena, perawatan jenazah merupakan kebutuhan pokok umat manusia.

“Selama ini jumlah perawat jenazah sangat minim. Masyarakat hanya mengandalkan Pak Modin saja di desa," ujarnya.

Kursus ini diselenggarakan Bazis yang bekerja sama dengan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar dan DMI (Dewan Masjid Indonesia). Kursus ini diharapkan menambah tenaga yang lebih banyak, mengerti syariat. (Ahmad Rosidi/Alhafiz K)